Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Petani Tanami Lahan Waduk Dawuhan dengan Palawija

Kompas.com - 09/09/2017, 09:10 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Para petani memanfaatkan lahan untuk menanam palawija menyusul mulai mengeringnya Waduk Dawuhan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Turun tajamnya debit air di waduk itu menjadikan lahan pertanian yang biasa tergenang air waduk muncul ke permukaan dalam tiga bulan terakhir.

"Sudah tiga bulan kami manfaatkan lahan pertanian yang muncul karena debit air waduk Dawuhan turun drastis. Kami menanam tanaman jenis palawija mulai dari kacang-kacangan hingga ketela," ujar Wadi, seorang petani Dusun Dawuhan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Sabtu ( 9/9/2017).

Wadi menyebutkan, pemanfaatan lahan untuk bercocok tanam dinilai praktis lantaran dekat sumber air. Untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman, petani tinggal menyedot air dari waduk dengan mesin pompa air.

Dalam satu bulan, kata Wadi, petani dapat mendapat hasil panen seperti kacang panjang, kangkung dan sayuran lainnya. Hasil panen dijual ke pasar untuk mendapatkan tambahan pendapatan.

Baca juga: Air Waduk Surut, Belasan Ribu Hektar Sawah di Madiun Terancam Kering

Senada dengan Wadi, Mbah Legi memilih memanfaatkan lahan yang muncul pasca air waduk menyusut lantaran sawahnya di lain lokasi susah mendapatkan air.

Sementara itu, Santoso, penjaga pintu air Waduk Dawuhan mengatakan saat ini ketinggian air di waduk mencapai empat meter enam puluh sentimeter. Normalnya ketinggian air mencapai sembilan meter.

"Bila dua bulan tidak hujan maka air waduk tidak bisa mengairi sawah petani," ujar Santoso. Santoso mengungkapkan bila air di waduk ketinggiannya tinggal dua meter maka aliran air ke irigasi harus ditutup. Pasalnya bila terus dibuka maka bisa menyebabkan kerusakan waduk. 

Kompas TV Waduk Bening yang terletak di jalan utama antar provinsi ini menyuguhkan suasana sejuk dan dan asri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com