INDRALAYA, KOMPAS.com - Berniat untuk menambah penghasilan keluarga, Arwin warga Desa Arisan Jaya Kecamatan Pemulutan Barat Ogan Ilir Sumatera Selatan, mencoba beternak jangkrik secara sederhana di rumahnya.
Kini usaha yang awalnya coba-coba itu mampu menyuplai kebutuhan jangkrik hingga ke provinsi luar Sumsel seperti Bengkulu, Lampung, Jambi, hingga Bangka Belitung.
Ditemui di rumahnya di Desa Arisan Jaya, tak jauh dari sisi jalan lintas timur Palembang-Ogan Ilir Arwin tampak tengah mengurus ternak jangkriknya di sebuah kotak besar. Sesekali bapak dua anak ini menyemprotkan air pada jangkriknya yang masih kecil.
Arwin mengaku memulai usaha ternak jangkriknya tahun lalu. Ketika itu dia membuat kotak berukuran 2 x 1 meter sebanyak 3 buah dan mengisinya dengan dedaunan hijau yang berfungsi sebagai makanan dan dan tempat hidup jangkriknya.
“Niatnya awalnya untuk membantu penghasilan keluarga,” kata Arwin.
Baca juga: 10 Muharam, Ribuan Warga Kudus Perebutkan Nasi Jangkrik Goreng
Setelah itu dia membeli bibit jangkrik yang masih berupa telur jangkrik di Palembang dan menaruhnya di sebuah wadah di dalam kotak. Arwin merawat jangkriknya hingga menetas dan besar. Makanan jangriknya adalah dedaunan yang cukup tersedia di dekat rumahnya. Setiap hari Arwin merawat jangkriknya dengan menyemprotkan air ke dalam kotak di sela-sela pekerjaannya sebagai buruh angkut sawit.
Selain dedaunan dan air jangkrik juga membutuhkan ruang gelap saat diternakkan. Setelah 35 hari maka jangkrik itu bisa dipanen.
“Saya membeli bibit jangkrik berupa telur jangkrik di Kota Palembang, telur itu lalu diletakkan di wadah yang sudah disiapkan lalu dimasukkan ke dalam kotak gelap sampai menetas. Dari 1 kilogram telur dapat menghasilkan 25 kilo jangkrik siap jual,” ucapnya.
Arwin menyebutkan, sebulan sekali pembeli datang mengambil jangkrik di rumahnya. Jangkrik yang sudah dimasukkan ke dalam kotak itu lalu dijual kembali ke berbagai daerah tidak hanya di Sumatera Selatan, bahkan hingga ke Bengkulu, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung.
Jangrik itu sendiri banyak dicari warga selain untuk makanan burung dan ikan peliharaan, juga untuk umpan memancing.
Arwin bersyukur dari usaha ternak jangkriknya ia dapat membantu perekonomian keluarganya. Arwin tidak menyangka usaha ternak jangkrik yang awalnya hanya coba-coba itu bisa berhasil dan dijual hingga ke provinsi lain.
“Satu kotak saya jual Rp 35.000. Sekali panen bisa memperoleh uang hingga Rp 800.000 hingga Rp 1 juta, dari jumlah itu dipotong modal Rp 400.000,” katanya.
Arwin berharap kelak ada perhatian dari pemerintah dengan memberikan bantuan modal agar usahanya dapat lebih berkembang.