Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2017, 13:21 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Seorang warga Myanmar, Maung Maung Tin alias Shadiq ditangkap tim Bareskrim Mabes Polri, karena menyelundupkan 25 orang imigran gelap ke Australia melalui perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Shadiq masuk dalam daftar pencarian orang sejak tahun 2015 lalu, kemudian ditangkap di Jakarta dan langsung diterbangkan ke Kupang, Selasa (22/8/2017) lalu.

Kasubdit IV Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTT Kompol Rudy J Ledo mengatakan, untuk membawa para imigran gelap ini ke Autralia, Shadiq menawarkan sejumlah uang kepada Ambo Tuwo, pemilik kapal asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

"Pelaku Shadiq asal Myanmar ini sebagai pelaku utama dalam kasus penyelundupan manusia, menerima uang dari para imigran kemudian menawarkan kepada pemilik kapal Ambo Tuwo uang sebanyak Rp 250 juta untuk mengantar para imigran ke Australia," kata Rudy yang didampingi Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast dalam jumpa pers di Mapolda, Jumat (8/9/2017).

Shadiq lanjut Rudy, kemudian menelpon Ambo Tuwo untuk menjemput imigran di Makassar dan membawa imigran ke Pelabuhan Sinjai. Setelah sampai di Pelabuhan Sinjai, Shadiq langsung menyuruh ke 25 orang imigran tersebut naik ke kapal dan Shadiq memberikan uang kepada Ambo Tuwo sebesar Rp 90 juta.

Baca juga: Mesin Kapal Mati, 33 Imigran Asal Srilanka Terdampar di Nias Utara

Ambo Tuwo selanjutnya menyuruh Boby alias Taking untuk mencari anak buah kapal untuk membawa para imigran ini. "Boby kemudian menjadi nahkoda dan membawa Dahrani dan Jabbar sebagai anak buah kapal. Mereka kemudian membawa para imigran menuju Australia," kata Rudy.

Namun sebelum masuk ke negeri Kanguru itu, mereka ditangkap dan dipulangkan oleh Angkatan Laut Australia yang menjaga perbatasan antara Australia dan Indonesia. Kapal yang membawa imigran itu kemudian terdampar di Perairan Tablolong Kabupaten Kupang NTT dan langsung ditangkap polisi dari Polda NTT.

"Saat ini untuk pelaku Shadiq sudah kita tahan dan hari ini kirimkan berkas tahap satu kepada kejaksaan.Sedangkan empat orang pelaku lainnya telah divonis penjara oleh Pengadilan dan saat ini telah menjalani tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kupang," ucapnya.

Kompas TV Protes juga digaungkan selebritas sekaligus aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie. Jolie menilai, kebijakan anti imigran malah memicu munculnya ekstremis di Amerika Serikat. Dalam sebuah opini editorial yang ditulis di New York Times, Angelina Jolie mengatakan seharusnya Amerika Serikat merespons masalah pengungsi berdasarkan fakta bukan berdasar ketakutan. Di tulisannya ia tak langsung menyebut nama Presiden AS Donald Trump, tapi ia menyebut kebijakan berdasarkan agama akan menyulut api di Amerika Serikat. Angelina Jolie merupakan utusan khusus komisi tinggi PBB untuk pengungsi. Ia juga memiliki 3 anak adopsi dari luar Amerika Serikat, yakni Vietnam, Kamboja dan Etiopia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com