Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Polisi Akan Amankan Aksi Bela Rohingya di Magelang

Kompas.com - 05/09/2017, 18:35 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Magelang menyiapkan sekitar 3.000 personel untuk mengamankan aksi bela Rohingya, yang rencananya akan digelar di Masjid An-Nur, Sawitan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017).

Aksi ini rencananya akan diikuti ratusan organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga dari berbagai daerah di Indonesia.

"Kami siapkan 3.000 personel. Jadi atau tidak jadi aksi, kami akan gelar pasukan, Kamis (7/9/2017) besok," jelas Wakil Kepala Polres Magelang Kompol Heru Budiarto, Selasa (5/9/2017).

Heru menjelaskan, dari jumlah tersebut tidak seluruhnya berasal dari Polres Magelang. Namun dari beberapa daerah tetangga, seperti Polres Magelang Kota, Yogyakarta, Kebumen, dan lainnya.

(Baca juga: Dilarang ke Borobudur, Seribuan Santri Kendal Berdoa di Aula Ponpes)

 

Meski sudah berkoordinasi dengan penyelenggara aksi, pihaknya belum menerima surat pengajuan izin. Meski demikian, kepolisian bersama Forkompimda setempat, tetap melakukan persiapan.

"Perizinan sampai saat ini belum diajukan. Tapi, Polres Magelang bersama Forkompimda tetap berkoordinasi. Kapasitas kita hanya merekomendasikan pada satuan atas," ujar dia.

Heru memastikan, aksi akan digelar di Masjid An-Nur Sawitan bukan di Candi Borobudur seperti rencana semula. Hal ini sesuai kesepakatan antara penyelenggara, kepolisian, dan Forkompimda setempat untuk menjaga keamanan cagar budaya dunia itu.

Masjid ini terletak di samping komplek kantor Pemerintah Kabupaten Magelang atau sekitar 1,5 kilometer dari Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB).

Aksi tidak bersifat orasi melainkan dengan shalat Jumat berjamaah, doa bersama, dan penggalangan donasi untuk muslim Rohingya yang sedang menderita di Myanmar. 

Kompas TV Nasib buruk yang dialami warga Rohingya akibat perlakuan kejam tentara Myanmar terus menjadi perhatian dunia. Kali ini perhatian datang dari pemimpin tertinggi gereja Katolik, Paus Fransiskus. Kritik keras disuarakan Paus Fransiskus terhadap pemerintah Myanmar, pada Rabu (8/2) waktu Vatikan dalam sebuah pertemuan dengan umatnya. Kritik dilontarkan setelah PBB menyatakan terjadi pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran rumah warga di kawasan utara Myanmar, tempat warga Rohingya bermukim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com