Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Australia Bisa Sepakati Batas Maritim dengan Timor Leste, Masa dengan Indonesia Tidak Bisa?"

Kompas.com - 04/09/2017, 11:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mengapresiasi Pemerintah Timor Leste yang bisa mencapai kesepakatan soal batas maritim dengan Australia. Dia pun berharap Indonesia bisa membuat kesepakatan serupa dengan Australia.

"Masa sih Timor Leste sebuah negara yang baru lahir bisa bersepakat soal batas maritim dengan Australia, sedangkan kita Indonesia tidak bisa," kata Ferdi kepada Kompas.com, Senin (4/9/2017) pagi.

Menurut Ferdi, Timor Leste telah memaksa Australia untuk berlaku jujur dalam merundingkan kembali batas perairan kedua negara di Laut Timor.

"Kita rakyat Indonesia di Timor Barat sejak 20 tahun lebih telah meminta, memohon dan mendesak perwakilan-perwakilan kita di DPR RI dan Jakarta untuk meninjau kembali seluruh batas perairan RI-Australia di Laut Timor yang telah dicaplok Australia secara sepihak dan sangat merugikan kita, tapi sampai hari ini belum dibahas,"  katanya.

Baca juga: Penempatan 3 Pesawat Tempur di Perbatasan RI-Timor Leste Diperpanjang

Dia menyebutkan, pihaknya kembali meminta pemerintah segera membatalkan Perjanjian RI-Australia tahun 1997 yang belum dan tidak mungkin bisa diratifikasi lag.  Kemudian dirundingkan secara trilateral bersama Timor Leste, guna menetapkan sebuah garis batas baru dan permanen berdasarkan pada hukum internasional yakni penetapan garis batas baru ini menggunakan median line (garis Tengah).

"Permintaan ini sesuai dengan rekomendasi Buku Putih Departemen Pertahanana RI," sebutnya.

Menurut Ferdi, Australia berlaku sewenang-wenang terhadap RI dalam penetapan batas Maritim di Laut Timor.  Australia, sebut dia, menetapkan secara sepihak Zona Perikanan Australia hingga mendekati Pulau Rote.

Kemudian berselang beberapa tahun kemudian, secara sepihak pula Australia menetapkan Zona Perikanan tersebut menjadi ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Australia. Setelah itu lanjut Ferdi, Australia mengklaim kawasan itu sebagai teritori Australia.

Walaupun Perjanjian RI Australia tahun 1997 belum diratifikasi, namun secara sepihak Australia mengklaim Gugusan Pulau Pasir sebagai wilayahnya dan memberangus para nelayan tradisional Indonesia yang sudah beraktivitas di kawasan itu ratusan tahun lalu.

"Lebih celaka lagi pada tahun 2012 secara sepihak menetapkan Gugusan Pulau Pasir sebagai cagar Alam Nasional Australia," ucapnya.

Kompas TV Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan, seluruh elemen harus ikut serta membangun perbatasan, tak terkecuali BUMN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com