Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkat Kasus Beras Busuk, Pelajar Purbalingga Borong Penghargaan Film Pendek BPK

Kompas.com - 30/08/2017, 17:39 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Sineas muda asal Purbalingga menyabet dua nominasi pada ajang Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2017. Malam Penganugerahan karya sineas pelajar ini digelar Selasa malam (29/8/2017) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.

Kedua karya sineas muda Purbalingga yang keluar sebagai jawara yakni “Papan Anggaran Desa” produksi Sabuk Cinema SMA Negeri Bukateja.

Kemudian “Beras Bosok Kanggo Rakyat” produksi Brankas Film SMA Negeri 2 Purbalingga. Film ini keluar sebagai film dokumenter pelajar terbaik.

Sutradara Beras Bosok Kanggo Rakyat, Firman Fajar Wiguna mengatakan, film dokumenternya bercerita tentang program beras sejahtera (Rastra) atau beras miskin (raskin). Menurut Fajar, dalam penerapannya program Rastra ini tidak menjadikan rakyat sejahtera.

(Baca juga: Korban Bencana di Pamekasan Dapat Beras Busuk)

 

“Program Rastra ini (dalam film) justru menambah beban hidup rakyat miskin, karena dalam penerapannya banyak sekali praktik korupsi yang dilakukan oleh oknum. Sebuah lingkaran setan, yang perlu dicari titik kecurangannya,” ucapnya.

Firman mengaku menghadapi banyak tantangan dalam pembuatan film dokumenter ini. Sebab, materi yang diangkat merupakan kasus sensitif yang dapat menyudutkan sejumlah pemangku kepentingan di Kabupaten Purbalingga.

“Ini tentang kasus beras busuk yang diterima oleh masyarakat (penerima program rastra). Penghargaan ini memberi kami semangat untuk terus kritis terhadap apa yang terjadi di sekitar,” ujar siswa kelas XI ini.

Sementara sutradara VCJ “Papan Anggran Desa”, Asyrof Zahirillah menuturkan, videonya lebih menyoroti tentang rupa-rupa bentuk pengelolaan Dana Desa (DD).

(Baca juga: Menyelamatkan Dana Desa, Melunasi Janji Kemerdekaan)

Dalam videonya, Asyrof menilai, masih banyak pemerintah desa yang belum transparan terhadap pengelolaan dana desa. Salah satunya transparansi APBDes yang dipajang dalam bentuk apapun.

“Tidak hanya dana desa yang harus dikawal, tapi juga penggunaan dana di sekolah. Saya akan mengajak adik-adik kelas di ekskul sinematografi kami untuk mengawal penggunaan anggaran sekolah dengan film,” tutur siswa kelas XII itu.

Sementara salah satu juri, Ary Nugroho mengatakan, film-film karya pelajar Purbalingga selalu menawarkan bentuk keberanian. “Keberanian dalam proses pembuatannya. Tidak gampang loh seusia pelajar mengungkap suatu perkara dengan model investigasi lengkap,” jelasnya.

FFKHN diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan United States Agency for International Development (USAID).

Rencananya, kedua lembaga ini akan menggunakan film dan video pemenang serta nominasi sebagai materi kampanye mengawal harta negara bagi BPK.

Kompas TV Tim Reskrim Polres Merangin, Jambi, meringkus empat pelaku perampokan dana desa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com