Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur Setelah Alami KDRT, Nenek dan Cucu Telantar di Kebun Sawit

Kompas.com - 28/08/2017, 15:52 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Maysunah, nenek berusia 42 tahun, bersama cucunya perempuannya ONS (12), memilih kabur dari rumahnya karena tidak tahan atas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kerap dilakukan suami sang nenek.

Setelah sembilan hari meninggalkan rumah, dia dan cucunya kedapatan telantar di sebuah pondok kebun kelapa sawit, milik M Tari, ketua RT 10 Kelurahan Sidorejo, Pangkalan Bun, tempatnya berdomisili, Senin (28/8/2017).

Menurut pengakuan Maysunah, dia sengaja memilih pondok Pak RT-nya untuk bernaung agar diketahui, dan memperoleh pertolongan. "Biar Pak RT tahu," kata Maysunah, di hadapan Lurah Siderejo dan staf Dinas Sosial, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pada hari-hari sebelumnya, diia berpindah-pindah tempat menginap, mulai dari emperan pasar, hingga emperan gedung olahraga milik sebuah perusahaan multinasional di Pangkalan Bun.

M Tari sendiri mengaku, begitu mengetahui Maysunah dan cucunya di kebunnya, dia langsung melapor pada Sertu Heri Asdar, yang dikenalnya sebagai babinsa setempat. Padahal, Heri sudah tidak ditugaskan lagi sebagai babinsa.

Namun, Heri langsung memberi tahu Serma Marsono, babinsa Sidorejo saat ini, dan turut mengevakuasi Maysunah dan cucunya ke Dinas Sosial. "Saat ditemukan, dia sangat lemah dan tampak sakit-sakitan," kata Marsono.

Baca juga: Kata Kirana Larasati soal Kabar Orang Ketiga dan KDRT

Kepada Kompas.com, Maysunah mengaku meninggalkan rumahnya pada Sabtu (19/8/2017). Hal ini menyusul perlakuan dari suaminya yang dia terima sepulang berjualan pecel di keramaian karnaval tujuh belasan.

Saat itu, dia tidak bisa masuk rumah yang sengaja dikunci suaminya. Setelah bisa masuk, dibukakan oleh cucunya, Maysunah dicaci-maki dengan kata-kata kasar, disamakan dengan pelacur. "Lalu pas saya masak, bahan masakan saya dibuang dan diinjak-injak," ucapnya.

Istri kedua dari Suwarno ini, lalu memutuskan pergi bersama cucunya. Dia mengaku sudah tak tahan. Sejak menikah 15 tahun lalu, Maysunah mengaku kerap mendapat kekerasan dari suaminya. Mulai pukulan tangan kosong, hingga tusukan pisau. Dia pun menunjukkan bekas luka itu di paha kirinya.

Menurut dia, empat tahun lalu dirinya pernah melaporkan suaminya ke polisi.

Maysunah menyebut, suaminya tidak bekerja dan minta selalu dilayani. Di sisi lain, pria itu juga dikenal sebagai pecandu minuman beralkohol.

Baca juga: Pelaku Tabrak Istri Pernah Dilaporkan ke Polisi karena Kasus KDRT

M Tari mengonfirmasi kebenaran keterangan Maysunah itu. Menurut dia, perlakuan kasar Suwarno juga kerap dilakukan kepada istri pertamanya, yang tinggal serumah pula dengan Maysunah.

Di hadapan staf Dinas Sosial, Maysunah minta bantuan untuk bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Madura. Tetapi, pihak Dinas Sosial Kotawaringin Barat tak serta-merta dapat mengabulkan permintaan itu. Sebab, perempuan beranak satu itu masih terikat hubungan pernikahan yang sah.

Kini, pihak Dinas Sosial masih mengupayakan memanggil suaminya, untuk menyelesaikan masalah ini. Akibat lari dari rumah ini, ONS sang cucu, terpaksa absen dari kewajibannya sekolah di sebuah MTs Negeri di Pangkalan Bun.

Kompas TV Di Surabaya, Jawa Timur, seorang siswi kelas IV Sekolah Dasar diduga menjadi korban pemukulan guru olahraganya. Orangtua siswi korban dugaan penganiayaan guru olahraga langsung melaporkan tindakan kekerasan ini kepada kepala sekolah. Diduga korban yang tidak fokus mengikuti pelajaran akibat kelelahan, kemudian ditegur dan langsung dipukul menggunakan gagang kayu di bagian kepala hingga terluka. Saat ini, korban masih didampingi tim psikolog untuk pemulihan. Sementara kasus ini ditangani anggota Satreskrim dan Inafis Polrestabes Surabaya untuk dilakukan penyelidikan serta identifikasi awal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com