Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Sawah di Rancaekek Bandung Diairi Air Bercampur Limbah

Kompas.com - 25/08/2017, 09:25 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Akibat kekeringan yang melanda beberapa tempat di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sawah terpaksa diairi dengan air seadanya.

Air yang digunakan untuk mengairi sawah diambil dari sungai yang tercemar limbah pabrik di sekitar Rancaekek.

Hal tersebut dikatakan Aminah (47), warga Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, saat ditemui di Kampung Ciherang, Kecamatan Rancaekek, Kamis (24/8/2017).

"Kan tidak ada pilihan lain, kalau tidak diairi nanti mati kekeringan," ujar Aminah.

(Baca juga: Kasus Limbah Rancaekek Masuk ke Mahkamah Agung)

Air sungai berwarna hitam itu terpaksa digunakan untuk mengairi sawah karena sumber air lain sudah mengering.

Sementara bila menunggu turunnya hujan, padi di sawah akan kering dan bisa jadi gagal dipanen.

Padahal, menggunakan air limbah untuk mengairi sawah dapat membuat padi gagal panen atau tak dapat tumbuh dengan baik.

Para petani, menurut Aminah, hanya memiliki dua pilihan tersebut, dan keduanya sama-sama merugikan bagi petani.

"Semoga hujan cepat turun lah," ujar Aminah.

 

Berita ini telah tayang di Sriwijaya Post, Kamis (24/8/2017), dengan judul: Tak Ada Hujan, Air Sungai Tercemar Limbah Pabrik pun Jadi

 

Kompas TV Rencana pemerintah pusat mengimpor garam dari luar negeri mendapatkan protes dari para petani garam di Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com