Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjaga Sekolah yang Dituding Cabuli Siswi TK Dikenal Baik dan Sopan

Kompas.com - 23/08/2017, 19:27 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Pengurus TK Negeri Mexindo angkat bicara terkait kasus dugaan pencabulan siswinya, QZ (4 tahun 5 bulan) oleh penjaga sekolah.

Kepala TK Negeri Mexindo, Siti Sofiah berharap agar polisi cepat menyelesaikan kasus itu sehingga ada kepastian dan kejelasan hukum. 

"Selama ini kita masih menunggu hasil dari kepolisian," kata Siti saat ditemui di sekolah, Rabu (23/8/2017).

Baca juga: Polisi Dituding Lamban Tangani Kasus Pencabulan Siswi TK di Bogor

Siti mengatakan, sebagai pimpinan sekolah, dirinya mengaku sudah berbicara langsung dengan terlapor berinisial U, yang bekerja sebagai penjaga sekolah di TK Mexindo. Dari pengakuan terlapor, kata Siti, dirinya menyangkal seluruh tuduhan tersebut. Bahkan, sambung Siti, sampai mati pun, ia (terlapor) tidak akan mengakui perbuatan cabul.

"Saya bilang waktu itu, Pak untuk memperlancar proses pemeriksaan jangan mempersulit. Terus dia bilang (menyangkal) seperti itu," ucap Siti.

Siti mengaku mengenal baik terlapor. Kata dia, terlapor sudah bekerja di sekolah itu sejak tahun 2004. Selama itu, sambungnya, ia dikenal baik, santun, dan patuh.

"Keseharian beliau patuh, baik, sopan. Saya kenal baik. Rajin, kreatif, nggak kenal lelah disuruh apa pun tidak mengeluh," tuturnya.

Siti menuturkan, setelah mencuatnya kasus dugaan pencabulan, terlapor sudah ditarik bekerja di Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Sementara itu, Wali Kelas QZ, Lilis Sundari menuturkan, pada saat kejadian, Rabu (10/5/2017), semua murid berada di dalam kelas bersama dirinya. Lilis menyebut, saat itu, QZ tidak keluar ruangan sampai jam pulang sekolah.

"Nggak ada yang mencurigakan, waktu itu normal aja. Dari jam masuk sampai pulang, kita itu ada di dalam kelas, tidak keluar sama sekali," kata Lilis.

Lilis menjelaskan, sesuai prosedur yang diterapkan sekolah, hanya orangtua siswa yang boleh menjemput anaknya pulang. Meski orangtua yang bersangkutan tak bisa menjemput, namun mereka wajib memberitahu pihak sekolah.

"Kalau orangtua telat menjemput, saya tidak berani mengeluarkan anak. Saya tetap di dalam kelas. Saya pasti serahkan anak ke orangtua langsung," ujar dia.

Salah satu orangtua murid, Billy Adhiyaksa menyebut, kasus ini jelas merugikan dirinya sebagai orangtua siswa dan nama baik sekolah itu.

Billy mengatakan, setiap hari ada saja kabar beredar yang sumbernya tidak jelas. Ditambah, beberapa media yang memberitakan tanpa keberimbangan.

"Kami semua (orangtua murid) dibuat malu oleh postingan dan komentar pedas netizen. Padahal, tidak seperti itu faktanya. Kami sudah kroscek kepada wali kelas dan terlapor. Orang yang dilaporkan saya sudah kenal lama. Beliau sangat santun dan taat ibadah. Saya tidak percaya beliau lakukan itu. Tetapi, bila fakta hukum berbicara dia salah, saya prihatin," ungkapnya.

Baca juga: Menunggu Kepastian Hukum Kasus Dugaan Pencabulan Siswi TK di Bogor

Billy menuturkan, banyak saudara dan tetangganya yang bertanya-tanya soal masalah itu. Semakin hari, katanya, semakin deras saja isu yang dieembuskan pihak-pihak tertentu.

"Akhirnya saya telusuri langsung ke sekolah. Saya bahkan yang meminta pihak sekolah agar menghadapi kasus ini secara tegas apabila tidak sesuai dengan fakta yang ada," pungkas dia.

Kompas TV Seorang Nenek Cabuli Anak di Bawah Umur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com