Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Pernyataan Nusron Wahid Dongkrak Popularitas Saya

Kompas.com - 22/08/2017, 21:34 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi akhirnya angkat bicara mengomentari pernyataan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid yang mengatakan bahwa Ridwan Kamil masih berpeluang untuk diusung oleh partai berlambang pohon beringin tersebut pada ajang Pilkada Jawa Barat 2018.

Dedi mengaku tidak mau ambil pusing terkait pernyataan Nusron Wahid yang berencana menyandingkan dirinya dengan Ridwan Kamil.

"Pernyataan Pak Nusron itu bagi saya adalah suplemen untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, kapabilitas, elektabilitas dan popularitas. Minimal, pernyataan Pak Nusron mendongkrak popularitas saya. Ya, saya ucapkan terima kasih," kata Dedi saat ditemui di kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (22/8/2017).

Baca juga: Golkar Kembali Buka Peluang Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2018

Meski kecil kemungkinan duet itu terjadi, namun Dedi mengaku aneh jika nantinya Partai Golkar malah mendukung tokoh-tokoh di luar kader. Sebab, Dedi sendiri yang merupakan kader Golkar masuk ke tiga besar kandidat terkuat Gubernur Jawa Barat setelah Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar. 

"Saya dianggap sebagai tiga besar ini cukup memberikan sesuatu harapan bahwa orang yang akan diusung adalah yang memiliki elektabilitas, tinggal dilihat di Golkar yang memiliki elektabilitas sebagai calon gubernur dan muncul di survei. Ya, ngambil aja dari nama yang muncul, kan sederhana," ucapnya. 

Dedi menjelaskan, selama menjabat sebagai ketua, DPD Partai Golkar Jawa Barat menjadi salah satu partai besar dengan tingkat elektabilitas tertinggi setelah PDI Perjuangan.

"Proses kepemimpinan Partai Golkar di Jawa Barat selama ini menunjukkan tingkat elektabilitas partai yang sangat memadai. Partai Golkar Jawa Barat  menjadi partai yang hampir sama suaranya dengan PDI Perjuangan. Bedanya cuma nol koma sekian," tuturnya. 

Selain itu, kata Dedi, di masa kepemimpinannya, elektabilitas Partai Golkar Jawa Barat lebih baik ketimbang DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

"Peran pemilu pada pemilukada pada periode kepemimpinan saya yang pertama menangani Pilkada Kabupaten Bekasi, Kota Cimahi dan Kota Tasik. Kalau tidak ada kasus di Cimahi menang ketiganya. Karena mengalami kasus, jadi cuma dua yang menang," bebernya.

Soal popularitas dan elektabilitas dirinya, Dedi mengatakan ada tren peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga survei. 

"Kalau bicara persoalan kualitatif dan persoalan potensi kompetitif bisa dilihat tren yang saya alami. Dari 0 persen, 2 persen, 8 persen, 11 persen, terakhir 14 persen tiga bulan lalu. Artinya cukup kompetitif untuk mengikuti Pilgub 2018," tandasnya.

Jika menilik sejarah pada Pilkada Jawa Barat sebelumnya, lanjut Dedi, tokoh-tokoh dengan hasil survei tertingi selalu tumbang dengan calon-calon yang memiliki elektabilitas dan popularitas yang lebih rendah.

"Jadi yang akan kita kejar, yang memenangkan Pilgub bukan hanya sekadar pemenang survei. Di Jawa Barat sudah dua kali pilgub, pemenang survei kalah," ungkapnya.

Baca juga: Yahya Zaini: Rekomendasi Resmi DPP Golkar Tetap Dedi Mulyadi

Dedi mengatakan dirinya tidak malah merasa tersaingi ketika nama Ridwan Kamil disebut oleh Nusron Wahid berpeluang didukung oleh Partai Golkar di Pilkda Jawa Barat 2018.

Menurut dia, Partai Golkar pasti memprioritaskan kader internal yang memiliki potensi. Apalagi DPP Partai Golkar sudah menunjuk dirinya untuk maju ke Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai bakal calon gubernur meski surat rekomendasi belum keluar.

"Enggak merasa tersaingi, saya percaya diri. Saya percaya sistem yang akan diambil oleh Golkar. Golkar punya sistematika dalam pengambilan keputusan," tandasnya.

Kompas TV Warga Dukung Dedi Mulyadi Maju Pilkada Jabar 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com