Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Jantung Terbanyak di Indonesia, Jabar Genjot Pelayanan 7 RS

Kompas.com - 22/08/2017, 09:08 WIB
Reni Susanti

Penulis

SUMEDANG, KOMPAS.com - Jumlah penderita jantung koroner di Jawa Barat berdasarkan diagnosis dokter pada tahun 2013, sebanyak 160.000 orang. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di Indonesia.

Selain jantung koroner, Jawa Barat juga menempati posisi tertinggi estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis/gejala, yaitu sebanyak 96.000 orang.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, melihat angka-angka tersebut diperlukan pelayanan penyakit jantung yang lebih merata di fasilitas-fasilitas kesehatan tingkat utama di Jawa Barat.

"Karenanya, Pemprov Jawa Barat dan kabupaten/kota di Jabar harus mengalokasikan anggaran fungsi kesehatan minimal 10 persen dari APBD sesuai amanat Undang-undang," ujar Deddy dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/8/2017).

(Baca juga: Mengapa Obesitas Memicu Penyakit Jantung?)

Selain meningkatkan pelayanan kesehatan, harus ada kampanye gerakan masyarakat hidup sehat yang dilakukan bersama-sama. Hal itu sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan nasional yang diarahkan untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Sedangkan untuk pencegahan dari aspek preventif dan promotif, dengan sasaran perubahan perilaku atau gaya hidup setiap individu untuk menjalankan hidup bersih dan sehat.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan jantung, Pemprov Jabar bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan tujuh RSUD di Jabar.

Ketujuh RSUD itu yakni RSUD Al-Ikhsan, RSUD Cibabat Cimahi, RSUD Dr.Soekarjo kota Tasikmalaya, RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, RSUD RSUD kota Banjar, dan RSUD Kabupaten Sumedang.

"Ada tujuh rumah sakit daerah yang kekurangan tenaga medis. Makanya kerja sama ini diadakan. Akan ada sumber daya manusia didikan Unpad, yang nanti akan ditempatkan di setiap RSUD sebagai bentuk pengabdian," ucap Deddy.

"Harapannya kita bisa mengurangi resiko kematian akibat penyakit tidak menular seperti jantung," tambahnya.

(Baca juga: Mengendalikan Penyakit Jantung dan Stroke Bagi Pengidap Diabetes)

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof Tri Hanggono Achmad mengatakan, Unpad berusaha mengimplementasikan berbagai perencanaan yang menjadi fasilitas untuk memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.

"Untuk hari ini kita akan memulai suatu kerja sama dengan tujuh rumah sakit daerah. Tujuh rumah sakit ini sudah memiliki fasilitas, dan kami bertanggung jawab untuk men-support agar fasilitas ini dapat berfungsi dengan baik," ungkap Tri.

Karena menurutnya, seluruh RSUD yang menjalankan kerja sama ini, masuk tipe B. Dimana sisi regulasinya ada pada otoritas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

"Ini langkah awal, mudah-mudahan menjadi pembuka aspek pelayanan lainnya untuk pelayanan penyakit jantung ini," ujarnya.

Langkah ini pun sejalan dengan targetnya bersama Provinsi Jawa Barat untuk mengembangkan tujuh pusat rujukan lainnya karenanya RSHS akan jadi rujukan nasional.

"Mudah-mudahan langkah ini juga bisa menginisiasi," tutupnya.

Kompas TV Diduga Overdosis, Pria Ini Ditemukan Tewas di Hotel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com