Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PWNU dan PKB Jabar Tak akan Dukung Cagub Pro "Full Day School"

Kompas.com - 12/08/2017, 21:58 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat mengeluarkan sikap tegas tidak akan memberikan dukungan kepada calon kepala daerah baik di tingkat Kabupaten Kota maupun tingkat provinsi apabila calon tersebut pro terhadap program full day school.

"Kami sampaikan, keluarga besar NU tidak akan mendukung calon kepala daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang mendukung atau akan menetapkan kebijakan lima hari sekolah atau full day school,"  kata  Ketua PWNU Jabar Hasan Nuri Hidayatullah di Sekretariat PWNU Jabar, Jalan Terusan Galunggung, Kota Bandung, Minggu (12/8/2017).

Lebih lanjut, Hasan menambahkan, PWNU sangat berharap jika calon bupati, wali kota atau gubernur yang didukung menang, kebijalkan full day school bisa dihapus atau dibatalkan. 

"Jadi harus satu Jalan. Ini penting karena umaro dengan masyarakat harus sama," ujarnya. 

Hasan menjelaskan, alasan PWNU Jawa Barat menolak full day school lantaran kebijakan tersebut sudah bertentangan dengan pasal 51 Undang-Undang Sisdiknas tentang pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah atau madrasah. 

(Baca: Akan Terbitkan Perpres, Jokowi Tegaskan "Full Day School" Tak Wajib)

"Dengan demikian kebijakan tersebut tidak senapas dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  selama ini cukup demokratis," tutur Hasan. 

Selain itu, penerapan kebijakan full day school yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 pun melanggar Pasal 55 Undang-Undang tentang Guru dan Dosen yang mengatur batasan jam mengajar di sekolah. 

"Dalam Undang-Undang diatur batasan jam mengajar guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam satu minggu. Kebijakan ini berpotensi besar melampaui batasan jam mengajar," kata Hasan.

(Baca: Said Aqil Nilai "Full Day School" Tak Bentuk Karakter Anak)

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Wilayah DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat Syaiful Huda mengatakan, pernyatan dari PWNU Jawa Barat adalah sebuah perintah yang harus diikuti. 

"Karena itu, kami mendukung sepenuhnya semua kebijakan yang diambil oleh PWNU termasuk di dalamnya tidak akan mendukung calon kepala daerah yang tidak pro terhadap penolakan full day school ini, sepenuhnya PKB Jawa Barat akan mendukung," tuturnya. 

Syaiful menambahkan, keputusan PWNU tersebut nantinya bakal dimasukan sebagai salah satu syarat yang akan diajukan kepada tokoh-tokoh serta calon kepala daerah baik di dalam maupun di luar kepartaian yang akan didukung oleh PKB.

Kompas TV Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membantah tengah mendorong program yang belakangan marak disebut sebagai "Full Day School".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com