Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Ibu yang Menyimpan Bayi di Lemari Es Alami Depresi

Kompas.com - 10/08/2017, 18:47 WIB
Sukoco,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NUNUKAN,KOMPAS.com –  Kapolres Tarakan AKBP Dearystone Michael Hence Royke Supit mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter kejiwaan terhadap SA (24) ibu yang menyimpan jazad bayinya di dalam lemari pendingin, menunjukkan yang bersangkutan mengalami depresi.

“Depresinya sejak mengetahui anaknya yang pertama tidak bisa sekolah karena kesulitan mengurus akte kelahiran,” ujarnya Kamis (10/08/2017).

Selain itu, sebut dia, penyebab depresi SA adalah status pernikahannya dengan DO (54) yang menikah siri. SA merupakan istri ke-4 dari DO, pemilik usaha pencucian mobil tempat ditemukannya jasad bayi yang disimpan di dalam panci dan diletakkan di dalam lemari pendingin.

“Tersangka ini juga depresi karena keinginannya untuk dinikahi secara resmi oleh DO,” katanya.

Baca juga: Kasus Bayi Disimpan dalam Lemari Es, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Resort Kota Tarakan mendapatkan laporan dari pembantu di tempat pencucian mobil di Jalan Pulau Bunyu RT 11 Kelurahan Karang Harapan tentang penemuan bayi didalam panci yang disimpan lemari pendingin pada Rabu (2/8/2017) malam sekitar pukul 19:30 Wita.

10 jam kemudian Kepolisian Resort Tarakan mengamankan SA, ibu sang bayi sebagai tersangka dalam kasus ini.

SA mengaku menyimpan jasad bayi yang baru dilahirkan pada bulan Mei lalu karena takut sang anak nantinya tidak bisa mendapat akta kelahiran seperti anaknya yang pertamanya disebabkan kaarena status pernikahan siri yang dilakukannya bersama DO.

Kompas TV Sebagai orang yang terinfeksi rubela saat hamil, Ibu Nadif tak ingin kejadian ini berulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com