Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Kapal Mati, 33 Imigran Asal Srilanka Terdampar di Nias Utara

Kompas.com - 09/08/2017, 22:40 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

NIAS UTARA, KOMPAS.com – Kapal Meril Marine yang mengangkut puluhan imigran asal Srilanka terdampar di perairan Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, tepatnya di Laut Tureloto, Kabupaten Nias Utara, Rabu (9/8/2017).

Kapal dengan nomor lambung IMUL-A-0156-CHW tersebut, kehabisan bahan makanan serta mengalami mati mesin hingga akhirnya terdampar Laut Tureloto, yang berjarak sekitar 300 meter dari tepian pantai Tureloto,

Kapolsek Lahewa AKP Jumpa Aruan mengatakan, berdasarkan data yang kumpulkan anggotanya, terdapat 33 penumpang kapal tersebut. Dengan rincian 32 laki-laki dewasa, 1 perempuan dewasa.

Keberadaan kapal dilaporkan nelayan bernama Yanuarman Gulo kepada Kanit Intelkam Polsek Lahewa Aiptu Sinema Harefa, anggota Polsek Lahewa.

”Informasi dari salah seorang nelayan bahwa di laut dekat pantai Tureloto Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias Utara, adanya kapal kayu yg berbendara Srilangka meminta tolong kepada nelayan dengan cara memberikan tanda isyarat,” ucap dia.

Baca juga: Setelah Imigran Rohingya, Giliran Pengungsi Iran Demo di Makassar

Aruan pun memerintahkan anggota dan meminta bantuan nelayan setempat untuk menarik kapal tersebut ke Pelabuhan Lahewa.

Dia menyebutkan, para imigran tersebut berangkat sejak tanggal 3 Juli 2017 dengan tujuan Selandia Baru, Australia.

“Kondisi penumpang semua selamat, dan rencananya akan diserahkan ke Dinas Sosial,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nias Utara Sokhiziduhu Hulu mengatakan, pihaknya telah menerima 33 imigran tersebut.

”Akan kita tampung sementara di Kelurahan Pasar Lahewa, sebelum nantinya akan diserahkan ke pihak imigrasi,” ucapnya.

Kompas TV Protes juga digaungkan selebritas sekaligus aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie. Jolie menilai, kebijakan anti imigran malah memicu munculnya ekstremis di Amerika Serikat. Dalam sebuah opini editorial yang ditulis di New York Times, Angelina Jolie mengatakan seharusnya Amerika Serikat merespons masalah pengungsi berdasarkan fakta bukan berdasar ketakutan. Di tulisannya ia tak langsung menyebut nama Presiden AS Donald Trump, tapi ia menyebut kebijakan berdasarkan agama akan menyulut api di Amerika Serikat. Angelina Jolie merupakan utusan khusus komisi tinggi PBB untuk pengungsi. Ia juga memiliki 3 anak adopsi dari luar Amerika Serikat, yakni Vietnam, Kamboja dan Etiopia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com