Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Babel Nilai Bursa Timah Tak Beri Keuntungan

Kompas.com - 07/08/2017, 14:27 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengkritisi keberadaan bursa timah yang dinilai tidak memberi dampak positif bagi perekonomian daerah.

Bursa timah baru akan dibentuk jika bursa yang sudah ada tidak mampu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. “Kami melihat sejauh ini tidak ada keseriusan dari bursa yang ada,” ujar Erzaldi, Senin (7/7/2017).

Bursa timah yang sudah ada yakni Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) kini di ujung tanduk, karena tidak memiliki kesepahaman dengan pemerintah daerah. Sejumlah klausul yang diajukan, kata Erzaldi, belum terpenuhi.

Seperti pembangunan kantor di Kepulauan Bangka Belitung, serta mendongkrak harga jual timah yang belum terealisasi.

(Baca juga: Polisi Hentikan Operasi Tambang Timah Apung Ilegal di Pangkal Pinang)

 

“Bahkan saat ini ada perubahan struktur yang tidak lagi menempatkan para pendiri di dalamnya. Jelas ini tidak berpihak pada daerah. Apalagi saat bencana, bagaimana kontribusi mereka tidak jelas,” ujar mantan bupati Bangka Tengah itu.

Terkait permasalahan bursa timah, stakeholder telah menggelar rapat koordinasi di Kantor Staf Presiden (KSP) yang dipimpin Teten Masduki. Pertemuan yang digelar pekan lalu, turut dihadiri Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), AITI, ICDX dan PT Timah (Persero) Tbk.

“Intinya kami berharap keuntungan timah kembali pada masyarakat daerah penghasil. Jangan cuma numpang kantor dagang saja,” ungkap Erzaldi.

Sebagaimana diketahui, ICDX menjadi salah satu bursa penjualan timah internasional yang berkantor di Jakarta. ICDX menambah daftar bursa yang sudah ada, selain London Metal Excange (LME) yang berbasis di Inggris.

Kompas TV Polisi Tangkap Penambang Timah Apung Ilegal

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com