Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Jossy Mulai Sekolah Mengenakan Seragam Laki-laki

Kompas.com - 07/08/2017, 12:51 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dwi Jossy (14), bocah asal Dusun Karangan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, yang terlahir tanpa memiliki alat kelamin dan anus mulai mengenakan seragam sekolah laki-laki sejak Senin (7/8/2017).

Sebelumnya, selama 14 tahun, bocah yang akrab dipanggil Jossy tersebut didandani oleh ibunya layaknya bocah perempuan.

Miketusrida (38), guru sekolah Jossy mengaku, sudah memberikan pengertian kepada rekan-rekan Jossy di sekolah terkait kondisi kesehatan Jossy yang sebenarnya. Hal tersebut dilakukan sekitar sepekan sebelum Jossy ke sekolah mengenakan seragam laki-laki.

"Sejak Jossy mengaku ingin menjadi laki-laki, kami sudah bicara masalah ini dengan semua guru di sekolah serta memberikan pengertian kepada murid-murid terkait kondisi Jossy yang sebenarnya," ujarnya kepada Kompas.com.

(Baca juga: Sejak Lahir Tak Punya Alat Kelamin, Setelah Besar Jossy Ingin Jadi Laki-laki)

"Ini dilakukan agar nanti tidak ada ada yang mempertanyakan atau melakukan bully ketika Jossy tidak lagi menggunakan seragam perempuan seperti biasanya," jelas Mike.

Sementra itu, Jossy mengaku lebih nyaman menggunakan seragam sekolah laki-laki. Dia juga terlihat membaur dengan rekan-rekannya sesama laki-laki di sekolah.

"Seneng pakai baju laki-laki. Seneng banget. Teman-temannya juga baik semua nggak ada yang nggodain," tuturnya seraya mengatakan, ia membeli seragam bersama ibu dan gurunya.

Sementara itu, Betty Kumala Febriawati, psikolog RSUD Blambangan Banyuwangi saat mengatakan, Jossy butuh pendampingan khusus terutama jika dia sudah menjalani operasi kelamin.

(Baca juga: Kisah Jossy, Bocah 14 Tahun Tanpa Anus dan Alat Kelamin Sejak Lahir)

Sebab, akan ada perubahan psikologis karena sebelumnya keluarga memperlakukan Jossy sebagai perempuan.

"Kasusnya akan beda jika dia terlahir dengan alat kelamin perempuan dan tiba tiba minta jadi laki-laki. Itu yang menyalahi kodrat. Nah Jossy ini kan alasan medis. Nanti dia akan tumbuh dengan perasaan laki-laki, mulai suka dengan lawan jenis," ucapnya.

"Jika tidak didampingi bisa jadi dia minder. Jadi sekarang Jossy harus terbiasa bergaul dengan teman-temannya yang juga laki-laki," tambahnya.

Selain itu dia berharap, keluarga dan lingkungan sekitar termasuk sekolah Jossy memberikan dukungan penuh kepada Jossy. Salah satunya dengan menjelaskan kondisi Jossy yang sebenarnya jika ada yang bertanya.

Tak hanya itu, ia berharap, keluarga dan lingkungan tidak membandingkan Jossy saat dia mengenakan baju perempuan dan ketika mengenakan baju laki-laki.

"Saya meyakini jika lingkungan keluarga dan sekolah memberikan dukungan positif, maka Jossy akan menjadi lebih baik lagi. Jika ada yang tanya, dijelaskan saja yang sebenarnya tidak perlu ada yang ditutupi. Hanya saja khusus Jossy dia tetap harus didampingi tenaga ahli untuk masalah psikisnya," pungkas Betty. 

Kompas TV Seorang anak berusia 5 tahun ini terlahir tanpa saluran pembuangan (ekskresi) dan saluran kemih. Setelah menjalani sejumlah operasi, rencananya operasi lanjutan akan kembali dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com