Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netty Heryawan: Tak Perlu Takut dengan Vaksinasi Campak-Rubella

Kompas.com - 02/08/2017, 07:31 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat Netty Prasetyani Heryawan mengimbau orangtua tidak perlu takut dengan vaksinasi "measles rubella". Vaksin itu diberikan untuk menangkal campak dan rubella.

"Tentunya saya sebagai orangtua, dengan enam orang anak, semuanya di vaksin, alhamdulillah lengkap. Mulai dari TB, hepatitis, sampai MR, semua saya berikan, dan tidak ada masalah sama sekali," kata Netty Heryawan, di Bandung, Selasa (2/8/2017).

Selama ini, sambung Netty, masih banyak orangtua yang khawatir jika anaknya mendapatkan vaksinasi. Hal tersebut karena minimnya informasi yang diperoleh orangtua.

"Jadi minimnya informasi dan pengetahuan orangtua tentang pentingnya vaksin, itu yang membuat orangtua melakukan penolakan terhadap vaksin," ujar dia.

(Baca juga: Ada Penolakan Vaksin MR, Presiden Minta Menteri Segera Bergerak)

"Terus kalau nanti jadi lambat bicara, terganggu tumbuh kembangnya, nah itu yang harus kita patahkan, mitos-mitos inilah yang kemudian seringkali masih terjadi di tengah masyarakat," tambah Netty.

Ia menuturkan, masyarakat juga sering terpengaruh oleh pandangan pribadi yang lainnya. Karena itu, Netty mengajak para orangtua untuk berpikir lebih rasional dan objektif akan pentingnya vaksinasi dan mengikuti anjuran pemerintah yang telah rutin menyosialisasikan dampak positif dari vaksinasi.

"Pemerintah bertanggungjawab atas vaksin yang diberikan kepada anak-anak. Karena memang tugas pemerintah memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warganya," tutur istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini menjelaskan.

(Baca juga: Dinas Kesehatan DIY Jamin Vaksin Imunisasi MR Halal)

Pemprov Jabar, sambung Netty, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait terus mengkampanyekan pemberian vaksin ke daerah-daerah di Jawa Barat. Hal ini dilakukan agar pemahaman yang benar bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat melalui PKK dan Dinas Kesehatan.

"Dan yang terakhir, aspek geografis. Nah ini yang harus dilakukan strateginya dengan jemput bola kelihatannya, di tempat-tempat tertentu perbatasan, harus dipikirkan strateginya agar semua anak terjangkau," pungkasnya.

Kompas TV Siswi sekolah menengah teologi Kristen Mamasa, bernama Riska meninggal dunia akibat digigit anjing terjangkit rabies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com