KUPANG, KOMPAS.com - Nelayan di Kota kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kecewa. Sebab, Solar Packet Dealer Nelayan (SPDN) atau stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM) khusus untuk nelayan tidak beroperasi sejak 2012 lalu.
"Sampai saat ini kami sendiri juga bingung sekaligus kecewa, kenapa SPDN ini tidak berfungsi. Dampaknya para nelayan harus membeli bahan bakar di tingkat eceran dengan harga yang mahal," ujar Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Abdul Wahab Sidin Wahab Sidin, Selasa (1/8/2017).
Menurut Abdul Wahab Sidin, selain sudah tidak beroperasi lagi, bangunan SPDN saat ini nyaris roboh akibat tidak pernah diperhatikan.
Padahal, saat kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang, Minggu (12/6/2016) lalu, sang menteri dengan tegas meminta pengelola segera membuka SPDN. Namun hingga kini tak dihiraukan.
(Baca juga: Tangki BBM Kapal Pengangkut 1 Ton Sabu Telah Dimodifikasi)
"Waktu itu ibu Susi janji bahwa satu bulan sudah harus segera beroperasi. Namun sampai saat ini belum dibuka. Malahan bangunan SPDN sudah mau roboh," sebut Abdul.
Abdul menjelaskan, biaya operasional yang dikeluarkan nelayan jelas lebih besar untuk mendapatkan bahan bakar dari penjual eceran ketimbang mendapatkan langsung dari SPDN. Untuk satu kapal nelayan, biaya yang harus dikeluarkan jutaan rupiah.
"Kita sudah jenuh, bosan, minta kepada ibu Susi maupun pemerintah, karena hasil yang didapat pun sama saja sehingga kami pasrah saja," tutup Abdul.