Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hari Dirawat, Korban Ledakan di Pabrik Gula Madiun Meninggal

Kompas.com - 31/07/2017, 18:48 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Satu dari tiga korban ledakan mesin evaporator pabrik gula Pagottan, Madiun, meninggal dunia.

Korban bernama Saudi (54) meninggal setelah dirawat selama sepuluh hari di Rumah Sakit Lavalette Malang, Minggu (30/7/2017).

Jenazah korban tiba di rumah duka di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Senin (31/7/2017) dini hari. Setibanya di rumah duka, jenazah Saudi langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat.

"Kakak saya (Saudi) meninggal dunia pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIB di RS Lavalette Malang. Jenazah kemudian diberangkatkan ke Madiun dan tiba di rumah duka Senin sekitar pukul 02.00 WIB dan dimakamkan di pemakaman umum Desa Uteran," ujar Taufik, adik kandung almarhum Saudi yang ditemui di rumah duka, Senin (31/72017) pagi.

Baca juga: Mesin di Pabrik Gula Meledak, Tiga Karyawan Luka-luka

Taufik mengatakan, setelah terkena ledakan mesin evaporator, Saudi mengalami luka bakar di hampir sekujur tubuhnya akibat terkena air gula yang ada di tabung evaporator. Sebelum meninggal, kondisi Saudi mulai membaik.

Menurut Taufik, sebelum tertimpa musibah, Saudi telah bekerja lebih dari 30 tahun di pabrik gula tersebut dan statusnya masih karyawan kontrak. Almarhum bekerja saat musim penggilingan gula tiba.

"Kalau tidak musing giling, Saudi hanya bekerja serabutan sebagai kuli tani maupun kuli bangunan," ungkap Taufik.

Di mata keluarga, Saudi merupakan sosok kakak dan orangtua yang bertanggung jawab dan pantang menyerah.

Senada dengan Taufik, anak kedua Saudi, Nur Hasanah, mengatakan, ayahnya merupakan sosok bapak yang baik dan penyabar. Sebagai keluarga yang ditinggalkan, Hasanah berharap hak-hak ayahnya sebagai karyawan segera diberikan pihak perusahaan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah pelayat tampak berkumpul di rumah duka di RT 005/RW 002, Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Pelayat memberikan ucapan duka cita kepada keluarga yang ditinggal.

Saudi meninggalkan seorang istri bernama Murwati dan dua orang anak, yaitu Nur Hasanah (23) dan Umi Rohmah (27). Kedua anaknya ini sudah bekerja di Gresik.

Santunan

Juru bicara PTPN XI Brilliant Johan Anugerah menyatakan, perusahaan sudah memberikan santunan kepada keluarga almarhum Saudi sebesar Rp 55 juta. Selain itu, perusahaan juga menanggung penuh seluruh biaya, mulai perawatan korban, kebutuhan keluarga yang menunggu hingga pemakaman.

"Untuk santunan pagi ini informasinya sudah diberikan kepada keluarga sejumlah 55 juta. Sedangkan untuk dana dari BPJS Ketenagakerjaan nanti diperkirakan akan diusahakan cair minggu ini," jelas Brilliant.

Terkait penyebab ledakan mesin evaporator, Brilliant menyatakan sampai saat ini belum bisa diketahui. Pihaknya masih menunggu polisi melakukan penyelidikan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com