Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Dusun di Grobogan Belum Dialiri Listrik

Kompas.com - 29/07/2017, 17:59 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Meski demikian, masih ada sejumlah wilayah yang belum dialiri listrik, seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, ada tiga dusun yang belum tersentuh listrik.

Ketiga dusun tersebut yakni Dusun Sendang Desa Sambirejo Kecamatan Wirosari, Dusun Sumberejo Desa Mayahan Kecamatan Tawangharjo, dan Dusun Ngijo Krasak Desa Mojoagung Kecamatan Karangrayung.

"Data sementara yang masuk, ada tiga dusun di Grobogan yang belum teraliri listrik," kata Kepala Seksi Non Agro Energi dan SDM Disperindag Kabupaten Grobogan, Muhadi, Sabtu (29/7/2017).

(Baca juga: Dusun Belum Terjamah Listrik, Anak-anak Belajar dengan Lilin dan "Uplik")

Menurut Muhadi, ketiga dusun itu baru akan difasilitasi jaringan listrik pada 2018. Itu pun setelah pemkab setempat meminta bantuan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng untuk memperluas jaringan listrik.

"Tahun 2018, ketiga dusun tersebut sudah terdanai dipasang jaringan listrik oleh ESDM Provinsi Jateng," kata Muhadi.

Menurut dia, kondisi geografis menjadi kendala tak terealisasinya jaringan listrik masuk ke tiga dusun tersebut.

"Seperti letak perkampungan relatif terpencil dengan akses yang susah dijangkau dan hambatan sungai besar," ujar dia.

Memilih bertahan

Dusun Ngijo Krasak misalnya, berada di tengah area persawahan yang subur dan terpencil. Kampung ini dihuni 50 warga.

Akses masuk sekitar satu kilometer menuju perkampungan sederhana itu kurang memadai lantaran masih berupa tanah dan batu.

Dari Kota Purwodadi ke Dusun Ngijo Krasak dapat ditempuh dengan waktu paling lama satu jam. Mayoritas warga Dusun Ngijo Krasak bekerja sebagai buruh bangunan hingga buruh tani.

Rumah-rumah di sana berdinding papan dan beralaskan tanah. Jauh dari kesan mewah. Tidak ada televisi, mesin penanak nasi, atau kulkas.

Untuk air, warga mengandalkan sumur bor. Sementara itu, untuk bertahan di tengah kegelapan, terutama saat malam hari, warga menyalakan lilin serta penerangan tradisional yang disebut uplik atau wadah kecil yang disumpal sumbu dengan bahan bakar minyak.

"Saat ini ada 50 orang yang tinggal di Dusun Ngijo Krasak. Enam di antaranya masih sekolah di TK, SD, dan SMP. Kalau malam belajar diterangi lilin atau uplik. Akhir-akhir ini sempat ditawari untuk pasang listrik baru dengan membayar Rp 1,6 juta. Itu pun harus modal lagi kabel Rp 1 juta," kata Sujoko, warga desa yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com