YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan ribu ubur-ubur laut diperkirakan akan segera menepi di perairan selatan DIY. Untuk itu, wisatawan diimbau mewaspadai hewan bertentakel warna biru ini. Karena jika tersentuh bisa pingsan.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono mengatakan, selama Juli-Agustus merupakan siklus munculnya ubur-ubur atau oleh masyarakat setempat disebut impes. Ubur-ubur yang biasa muncul merupakan binatang laut yang tergolong Scyphozoa.
Tubuhnya yang berbentuk payung berumbai, bisa menyebabkan gatal di kulit jika tersentuh. "Dari laporan nelayan sudah banyak di tengah laut. Kalau jumlahnya jelas banyak tak bisa dihitung bisa ribuan atau puluhan ribu," ucapnya saat dihubungi Kamis (27/7/2017).
Saat ini, sambung Marjono, ubur-ubur sudah muncul di sejumlah pantai. Namun jumlahnya belum banyak. Jika angin bertiup kencang, maka ubur-ubur akan ke pinggir.
Baca juga: Cara Menyembuhkan Luka Tersengat Ubur-Ubur)
Marjono menjelaskan, di sepanjang pantai Gunungkidul berpotensi adanya ubur-ubur. Hanya satu pantai yakni pantai Baron yang tidak ada ubur-uburnya. Itu karena ada air tawar di sekitar pantai.
Untuk mengantisipasi wisatawan tersengat, pihaknya bersama masyarakat menyapu pantai. ia pun mengubur hewan ini agar tak tersentuh wisatawan.
"Karena warna ubur-ubur itu biru dan menarik, biasanya wisatawan akan menyentuh terutama anak-anak. Jika tidak kuat bisa pingsan," ujarnya.
Untuk mengobati, biasanya tim SAR menyiapkan amoniak dan air hangat untuk membasuh luka. Harapannya bisa mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan.
"Kami berharap wisatawan bisa mematuhi imbauan kami agar tak terjadi hal tidak diinginkan," tuturnya.