Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2017, 14:36 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Percakapan di grup WhatsApp dosen di Makassar berujung di kepolisian.

Puluhan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Uinam) diperiksa di Kepolisian Resor (Polres) Gowa. Mereka diperiksa satu per satu secara berkala sejak pertengahan Juni lalu.

Pemeriksaan itu menindaklajuti laporan Wakil Dekan III FDK Uinam, Nursyamsiah Yunus Teken, ke Polres Gowa, Senin (5/6/2017). Nursyamsiah merasa telah dicemarkan nama baiknya di grup "WA Save FDK".

Baca juga: Hina Presiden di Facebook, Ropi Divonis 15 Bulan Penjara

Dua orang dia laporkan sebagai pelaku hate speech, yakni Kepala Laboratorium Radio Syiar FDK Irwanti Said dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FDK Ramsiah Tasruddin.

Nursyamsiah saat ditemui di Mapolres Gowa menjelaskan, awal kasus ini bermula dari percakapan di grup WhatsApp "Save FDK" yang berisikan 30 dosen.

"Di dalam grup itu dosen semua, saya tidak ada. Ibu Tanti yang mulai percakapan dengan bahasa sesi curhat. Dia katakan saya di situ segel labnya, saya marah-marah sambil mengamuk di sana. Paksa minta kunci lab. Pokoknya sembarang dia katakan," kata pria yang akrab disapa Syamsiah itu.

Permasalahan ini terjadi pada Mei lalu. Dari cerita Syamsiah, sebelum ada tuduhan itu, Syamsiah menegur mahasiswa yang masih melakukan aktivitas di dalam lab radio jelang maghrib.

"Kan sesuai edaran Pak Dekan, tidak ada kegiatan di kampus malam. Jam 6 malam sampai 6 pagi. Sementara saat itu mau mi maghrib dan saya lihat masih ada beberapa mahasiswa di lab," katanya.

Syamsiah pun menyuruh mahasiswa itu pulang dan tidak berada di kampus lagi.

"Setelah saya suruh pulang, saya minta kuncinya baik-baik. Ada saksiku dua orang. Karena saya mau lapor ke dekan. Tapi tidak tahu kenapa ibu Tanti katakan saya marah-marah. Paksa minta kunci sampai mengamuk di dalam lab".

Percakapan itu pun didapat Syamsiah dari teman dosennya yang juga anggota grup.

“Syukur ada temanku yang kasih lihat ka, jadi saya screenshoot semua itu percakapannya mereka, ada 30 dosen di dalam. Termasuk mi itu ibu Ramsiah yang kata-katai ka,” ujarnya.

Upaya mediasi

Persoalan  ini sebenarnya sudah coba dimediasi pada 23 Mei lalu dengan mempertemukan kedua belah pihak. Namun mediasi itu tidak membuat Syamsiah mengurungkan niatnya melaporkan dua dosen ke polisi.

“Enak saja saya dikata-katai begitu kayak binatang saja. Dikira saya tidak punya harga diri. Kalaupun nanti saya dicopot tidak masalah, yang pasti saya punya bukti banyak jika itu Ibu Tanti melakukan pelanggaran,” kata Syamsiah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com