Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sita 3 Ton Bahan Peledak dari 15 Pelaku di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 24/07/2017, 17:14 WIB
Hendra Cipto

Penulis

PANGKAJENE, KOMPAS.com - Aparat kepolisian jajaran Polda Sulawesi Selatan membongkar jaringan pemasok bahan peledak dari Malaysia untuk pembuatan bom ikan. Polisi mengamankan 15 pelaku di dua Kabupaten di Sulsel dan tiga ton bahan peledak.

Bahan peledak yang diamankan berupa amonium nitrat yang dikemas dalam 121 zak dan sejumlah karung. Lalu sebanyak 1.299 butir detonator sebagai alat picu ledak, dan sejumlah bom ikan siap pakai yang dirakit dengan botol.

Kepala Polda Sulsel, Irjen Muktiono mengungkapkan, para pelaku dibekuk dari empat lokasi di Sulsel. Tiga di antaranya di wilayah Kabupaten Pangkajene dan Kepuluan serta satu lokasi penangkapan di Kabupaten Bone.

"15 pelaku berprofesi sebagai nelayan dan dari keterangan mereka, aktivitas perdagangan bahan peledak ini dikontrol seorang narapidana Lapas Bollangi, Kabupaten Gowa bernama Arfah. Kasus ini masih dikembangkan dan memburu seorang pelaku perdagangan bahan peledak," ucapnya.

(Baca juga: Pria Ini Ditangkap saat Bawa Bahan Peledak ke Atas Kapal)

 

Muktiono menuturkan, bahan peledak ini berasal dari negeri jiran Malaysia. Bahan peledak dibawa ke Sulsel melalui jalur laut dengan kapal kecil dengan waktu tempuh 16 hari.

"Di Malaysia, para pelaku membeli bahan peledak ini seharga Rp 500.000 dan dijual di Indonesia seharga Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta," bebernya.

Muktiono menambahkan, jaringan ini telah beroperasi selama satu tahun terakhir. Jaringan ini juga berkaitan dengan sitaan 500 butir detonator yang ditemukan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Juni 2017 lalu.

"Para pelaku diancam dengan dua pasal yakni Peredaran pupuk ilegal dijerat dengan Pasal 60 UU 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman dengan ancaman 5 tahun penjara dan Pasal 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Detonator dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun," tegasnya.

Kompas TV Api yang menyala ini membakar sisa mobil yang diledakkan seorang pemuda berusia sekitar 18 hingga 22 tahun di kompleks perumahan di Kota Viransehir. Mobil yang dipenuhi bahan peledak diparkir pelaku, pada Jumat (17/2) malam waktu setempat dan meledak tak lama kemudian. Akibat ledakan bom ini, seorang anak meninggal dan 17 orang lainnya terluka. Tak lama setelah ledakan terjadi, ambulans berdatangan untuk memberi pertolongan pertama. Korban tewas dan korban luka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Selain trauma, korban yang dibawa ke rumah sakit banyak yang menderita luka akibat terkena serpihan kaca yang melayang akibat tekanan ledakan. Pasca-ledakan, polisi Turki lengkap dengan senjata laras panjang menjaga ketat lokasi terjadinya ledakan. Ledakan bom yang terjadi cukup keras. Getarannya memecahkan kaca-kaca gedung di sekitar lokasi ledakan. Hingga kini, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab. Namun tudingan kini diarahkan ke kelompok kurdi, PKK. Awal Januari lalu, kelompok PKK melakukan serangan bersenjata ke polisi dan meledakkan bom mobil di luar gedung pengadilan. Insiden ini menewaskan seorang polisi dan staf pengadilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com