Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Narkoba Filipina Mulai Incar Pasar Indonesia

Kompas.com - 21/07/2017, 20:32 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, perkembangan narkotika di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal itu berdasarkan fakta dan data yang didapatkan BNN.

“Kalau kemarin kami baru menangkap 1 ton narkoba jenis sabu yang didatangkan dari China itu belum apa-apa. Belum ada apa-apanya. Karena satu bulan sebelum puasa kita kecolongan 5 ton narkotika jenis sabu dan masuk ke indonesia. Jadi ini yang tertangkap, yang lolos lebih banyak,” ucap pria yang akrab disapa Buwas di Yogyakarta, Jumat (21/7/2017).

Sekedar informasi, kata Buwas, jumlah narkotika yang masuk ke indonesia sangat besar. Data yang diterimanya dari kepolisian di Tiongkok, narkotika jenis sabu yang diproduksi dan masuk ke Indonesia pada 2016 jumlahnya mencapai 250 ton.

Sementara untuk prekusor atau bahan narkotika dan obat-obatan yang masuk ke Indonesia itu jumlahnya mencapai 1097,6 ton.

(Baca juga: BNN: Narkoba Flakka Sudah Masuk Indonesia)

 

“Yang mengatakan itu dari kementerian dari Cina dengan aparat kepolisian dari tiga negara bagian dari Tiongkok sehingga data itu akurat," ucapnya.

"Tadinya saya bangga bahwa 2016 BNN bisa menyelamatkan 3,4 ton untuk sabu saja karena yang saya hitung generasi muda bangsa Indonesia yang bisa diselamatkan. Dari 1 juta ton sabu itu menyelamatkan 5 juta generasi muda. Tapi ternyata data dari Tiongkok itu 250 ton sabu yang masuk,” tambahnya.

Tak hanya dari China, Buwas menyebut, jaringan narkoba asal Filipina juga sudah mulai mengincar Indonesia sebagai pasar baru. Itu terjadi setelah presidennya, Rodrigo Duterte, memerangi peredaran narkoba dengan tegas dan keras.

Terbukti, sambung dia, aparat kepolisian berhasil menyita satu kontainer berisi sabu yang rencananya akan dikirim ke Indonesia.

“Sasaran utamanya itu generasi muda. Dari anak bayi belum dua tahun sudah ada dua korbannya dari dua wilayah, yaitu di NTB dan Kalteng. Korban dari SD dan TK sudah, SMP dan SMA sudah. Mahasiswa banyak banget,” ucap Buwas.

(Baca juga: Budi Waseso Sebut Jaringan Narkoba Sasar Yogyakarta)

 

Buwas menambahkan, peredaran narkoba di Indonesia tak hanya jenis sabu saja. Menurutnya, berbagai jenis narkoba masuk ke Indonesia melihat pangsa pasarnya yang besar. Terakhir narkoba jenis baru bernama flaka yang keberadaannya berhasi dideteksi laboratorium BNN.

Adapun Flaka merupakan jenis narkoba yang ramai diperbincangkan di Youtube di mana pemakainya bisa seperti orang gila.

“Di amerika tidak semua jenis narkotika ada. Kolombia yang dikenal sebagai pembuat kokain itu hanya 3 saja narkoba. Belanda ada enam, Meksiko juga enam, Prancis lima, Rusia tiga, tapi di Indonesia semuanya ada. Bahkan narkoba jenis baru yang ada di luar sebanyak 800 jenis cepat atau lambat akan beredar karena pangsa pasar Indonesia bagus,” tutupnya.

Kompas TV BNN Ajak Ratusan Pelajar Jauhi Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com