Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Waseso Sebut Jaringan Narkoba Sasar Yogyakarta

Kompas.com - 21/07/2017, 20:09 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 200 pemuda dan pemudi yang berasal dari lima kota/kabupaten dilantik menjadi Kader Inti Pemuda Antinarkoba di bangsal Kepatihan, Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Jumat (21/7/2017).

Mereka dilantik Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Buwas sapaan akrab kepala BNN mengatakan, pelantikan kader antinarkoba di DIY sangat penting mengingat Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar dan Kota Pendidikan di Indonesia.

Menurutnya, dengan julukan tersebut, DIY merupakan wilayah yang menjadi target utama pengedar dan jaringan narkoba yang ingin menjajakan barang haramnya.

"Saya dapat cerita dari Sultan (Gubernur DIY), di Yogyakarta ada 300.000 mahasiswa. Itu yang terdata, dilaporkan 60.000 di antaranya pada 2015 ada penyalahgunaan. Hari ini pasti lebih," ujar jenderal bintang tiga tersebut.

(Baca juga:BNN: Narkoba Flakka Sudah Masuk Indonesia)

"Itu terjadi karena pemahamannya tentang narkotika itu masih kurang dan kita tidak serius dan tidak care dalam arti menjadi prioritas utama dalam menangani peredaran narkotika," imbuhnya.

Menurut Buwas, bicara narkoba bukan hanya soal peredaran gelap dan bisnis, melainkan juga upaya untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Sebab faktanya, korban dari kalangan generasi muda yang akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan makin banyak.

"Nah generasi muda yang akan datang itu ada di Yogyakarta karena sebagai kota pelajar dan kota mahasiswa. Yang pasti pemuda dan pemudi dari berbagai penjuru Indonesia dan pemuda pilihan sekolah di sini," ucapnya.

"Oleh sebab itu, dari jaringan yang ingin menghancurkan Indonesia, maka Yogyakarta dulu yang harus dihancurkan," tambahnya.

Keseriusan untuk menyelamatkan generasi masa depan, sambung Buwas, harus dimulai dari Yogyakarta dengan diawali melantik kader inti pemuda antinarkoba di DIY.

Menurutnya, kader-kader tersebut harus mempunyai semangat dan tanggungjawab untuk mencegah peredaran narkoba di wilayahnya.

"Karena kalau tidak berhasil masa depan Indonesia bakal hancur. Kita harus ingat sejarah, Tiongkok dikuasai Inggris dengan perang candu. Inggris menyuplai candu secara besar-besaran, maka Tiongkok dengan mudah dikuasai," kata Buwas.

(Baca juga: BNN: Masih Ada Jaringan Narkoba yang Lebih Besar dan Masih Lolos)

 

Buwas mengatakan, saat ini upaya serupa pun sedang dilakukan di Indonesia mengingat sumber daya alamnya yang sangat kaya raya. Apalagi Indonesia pada 2025 mendapatkan bonus demografi dan mencapai generasi emas.

"Hal Itu bisa gagal jika pemuda yang ada saat ini tidak peduli terhadap persoalan narkotika akibat kualitasnya hancur karena mencandu narkoba," imbuhnya.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menilai, melawan peredaran narkoba serupa dengan jihad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com