SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyinggung-nyinggung pergantian kabinet kerja saat bicara di hadapan ribuan guru di Kota Semarang.
Kepada para guru, Muhadjir menyatakan, jabatan menteri tidak mempunyai jangka waktu.
"Menteri itu enggak ada periodenya, terserah presiden. Mau diganti itu hak Presiden," kata Muhadjir, Kamis (20/7/2017).
Guru besar Universitas Negeri Malang, menegaskan bahwa menteri harus bisa menerjemahkan visi misi presiden. Menteri tidak boleh mempunyai visi misi tersendiri ketika menjabat sebagai pembantu Presiden.
Kebijakan sekolah lima hari yang digagas, misalnya, adalah bentuk penerjemahan visi misi Presiden terkait pendidikan karakter. Ia menampik jika sekolah lima hari merupakan visi misinya menjadi menteri.
Baca juga: Jokowi Belum Puas Kinerja Kabinet, Akan Kah Berujung "Reshuffle"?
"Kalau (menteri) diganti itu bukan berarti buruk. Diganti saja, enggak apa-apa," ucapnya.
Proses resuffle, menurut dia, bak permainan sepakbola, dengan Presiden menjadi pelatihnya. Jika pelatih ingin sistem bertahan, atau menyerang tinggal mengganti pemain yang diinginkan. Pergantian pemain, bukan seorang tidak bisa bermain, melainkan pelatih menerapkan strategi baru.
"Pemimpin butuh strategi baru. Karena menteri enggak punya periode," tambahnya.