Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Ini Hanya Memiliki Siswa Baru 3 Orang

Kompas.com - 17/07/2017, 13:01 WIB
Markus Yuwono

Penulis

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Hari pertama masuk sekolah di SDN Wonolagi, Desa Ngleri, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, tak berbeda dengan sekolah lainnya.

Murid kelas 1 diantar orangtuanya untuk mengikuti hari pertama sekolah, Senin (17/7/2017).

Namun tak banyak siswa yang masuk kelas 1, hanya 3 orang. Mereka adalah Alfin Emirul Vata (7), Aira Diyah Ayu (7), dan Yasmin Korina Pratiwi (7). Mereka mengikuti kelas hari pertama dengan perkenalan diri dan syawalan.

Kompas.com berkesempatan mengikuti hari pertama sekolah di SD Wonolagi.

"Ayo Mas Alfin umurnya berapa sekarang?" kata salah seorang guru, Tri Hariyani. "Lupa buu, berapa ya umur saya sekarang," jawab Arfin.

Baca juga: Bupati Dedi Larang Sekolah Wajibkan Siswa Miskin Pakai Seragam

Tak banyak kegiatan hari pertama. Seluruh siswa kelas 1 hanya diberikan latihan menulis nama dan alamatnya oleh Tri.

Setelah selesai, mereka mengemasi buku dan tempat pensil untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun seluruh siswa sekolah tersebut memilih bermain di lingkungan sekolah bersama teman-temannya.

Tri mengatakan, hari pertama memang sengaja untuk memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa kelas 1, dan syawalan (halal bil halal) bersama guru dan staf sekolah. Memang tak ada upacara bendera karena memang jumlah siswa dan guru hanya 13 orang.

"Hari pertama untuk syawalan dan perkenalan," ucapnya.

Jumlah siswa di SD Wonolagi memang sangat minim, hanya 10 siswa. Untuk kelas I ada 3 siswa, kelas II 4 siswa, dan kelas VI hanya 3 siswa.

"Memang untuk kelas III, IV dan V tidak ada muridnya, karena dulu sempat mau diregrouping. Tetapi saat Pak Sultan (Gubernur DIY Sri Sultan HB X) ke sini melarang untuk digabung, karena kasihan sama anak-anak," ucapnya.

Dijelaskannya, SD Wonolagi merupakan sekolah khusus yang diperuntukkan bagi warga Dusun Wonolagi. Sebab, wilayah ini merupakan dusun terpencil dan jauh dari pusat kota. Jumlah penduduknya pun hanya 47 kepala keluarga.

Paling dekat dengan Desa Ngleri harus melewati hutan sejauh 5 kilometer ke selatan, untuk sisi utara ke Dusun Pengkok, Patuk, harus melewati jembatan gantung membentang melewati Sungai Oya yang sudah memprihatinkan dan saat musim penghujan sangat berbahaya.

"Sekolah paling dekat dari sini di SD Pengkok, 2,5 km dari sini harus melewati jembatan gantung," kata Tri.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Siswa SMAN 30 Garut Demo Tagih Janji Gubernur Jabar

Berdasarkan pantauan Kompas.com, jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Wonolagi dan Kalinampu dibangun pada 2007 dan diresmikan oleh Bupati saat itu, Suharto.

Beberapa bagian lantai jembatan yang terbuat dari kayu sudah berlubang, dan beberapa bagian tampak lapuk. Hampir semua warga menggunakan jalan tersebut untuk beraktivitas, mulai ke ladang hingga keluar dusun untuk bekerja setiap harinya.

Warga bisa mengambil jalur alternatif melewati Desa Ngleri, namun harus memutar dan cukup jauh.

Kompas TV Hari ini bagi sebagian siswa di sejumlah daerah merupakan hari pertama masuk sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com