Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alwi Shihab: Mempertahankan NKRI adalah Ciri Islam Sejati

Kompas.com - 16/07/2017, 17:34 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Empat tokoh mewakili empat agama memberikan pandanganya terhadap Pancasila dalam Kuliah Umum Agama "Mengukuhkan Pancasila, Merawat Kebinekaan” yang digelar oleh Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Sabtu (15/7/2017), di Balairung Universitas.

Keempat pembicara tersebut adalah Dr Alwi A Shihab (Islam), Prof Pdt John A Titaley ThD (Kristen), Prof Dr Romo Franz Magnis Suseno SJ (Katolik). dan Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi (Hindu).

Dalam kuliah umum tersebut, keempat pembicara sepakat untuk mengukuhkan Pancasila dan merawat kebinekaan di Indonesia. Alwi Shihab yang menjadi pembicara dari perspektif agama Islam menegaskan bahwa Pancasila adalah suatu kesepakatan umat beragama di Indonesia.

Menurut mantan Menteri Luar Negeri era Presiden Abdurrahman Wahid ini, Pancasila adalah titik temu dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Pancasila tidak bertentangan dengan agama apapun.

Adanya fenomena kelompok-kelompok yang ingin mengganti ideologi Pancasila dan isu lainnya yang mengancam kebinekaan di Indonesia adalah tantangan bagi bangsa saat ini. Untuk menghadapi tantangan saat ini, Alwi Shihab menyatakan bahwa toleransi dan saling menghargai menjadi kuncinya.

"Dari perspektif Islam, mengingkari kesepakatan adalah ciri dari perilaku yang tidak Islami. Dengan kata lain, mempertahankan NKRI adalah ciri Islam sejati," kata Alwi Shihab.

Senada dengan Alwi Shihab, Magnis Suseno mengatakan, Pancasila adalah tekad dan kesepakatan bangsa Indonesia yang memungkinkan bangsa ini hidup bersama dalam kemajemukan, dengan positif dan damai bersama-sama membangun Indonesia.

Menurut pria yang pernah dianugerahi Bintang Mahaputra Utama oleh Pemerintah RI atas jasa-jasa dia di bidang kebudayaan dan filsafat ini, dalam kondisi bangsa saat ini perlu penegasan kembali Pancasila dan juga kesejahteraan rakyat harus diutamakan dalam pembangunan ekonomi, selain juga pemberantasan korupsi.

Selain itu, Magnis juga mengungkapkan pentingnya komunikasi ramah dan terbuka antarumat beragama. "Negara perlu tegas menindak segala kekerasan,” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang menurut Magnis perlu disepakati bersama agar kehidupan beragama, antara lain menolak kekerasan dalam segala bentuk dan atas nama agama. "Kita beragama dengan cara yang tidak membuat mereka yang di luar merasa takut, dan menjamin bahwa tidak ada orang maupun kelompok orang yang karena keyakinan dan praktik religiusnya hidup dalam ketakutan," jelasanya.

Sementara itu, Rektor UKSW, John A Titaley menuturkan bahwa dalam ajaran Kristen disampaikan bahwa Tuhan menginginkan kesetaraan manusia, karena itulah sikap menghargai semua manusia secara setara adalah keharusan.

Senada dengan Titaley, I Nengah Duija menyampaikan bahwa bangsa ini akan aman jika seorang penganut agama tidak melecehkan agama lainnya. Agama anugerah Tuhan dalam bentuknya yang berbeda-beda adalah realitas dan jalan berbeda-beda yang bebas untuk dipilih oleh manusia.

Kuliah umum ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teologi UKSW Pdt Dr Retnowati MSi. Dalam sambutannya, Retnowati menyampaikan bahwa tema ini dipilih karena relevan dengan kondisi bangsa saat ini.

Kuliah umum ini menghadirkan empat pembicara yang mewakili empat agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik dan Hindu. Acara ini diikuti lebih dari 600 mahasiswa Pendidikan Agama dan masyarakat umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com