Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perbatasan di Sebatik Tak Boleh Lagi Bayar Retribusi Dermaga Pakai Ringgit

Kompas.com - 15/07/2017, 18:01 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Retribusi dermaga di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tidak boleh lagi dilakukan dalam mata uang ringgit.

Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan mengharuskan pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah.

“Saya sudah tegur anak buah saya di sana. Jangan ada yang membayar pakai ringgit, ini Indonesia,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan Abdi Jauhari, di Nunukan, Sabtu (15/07/2017).

Di daerah perbatasan itu memang beredar dua mata yaitu ringgit dan rupiah. Ringgit banyak digunakan untuk membayar retribusi dermaga karena mata rupiah dengan nominal kecil susah didapat.

Setiap warga yang menggunakan dermaga tradisional Desa Bambangan ditarik retribusi sebesar Rp 2.000 dan asuransi sebesar Rp 800. 

Sejumlah warga di Sebatik membayar retribusi tersebut dengan uang pecahan satu ringgit Malaysia dengan asumsi nilai tukar 1 ringgit sama dengan Rp 3.000. 

“Retribusi penumpang ada ada,  Rp 2.000 dan asuransi Rp 800 kalau enggak salah, kurang lebih seribulah. Satu ringgit tiga ribu kan,“ ujar dia. 

Sebelumnya, Anggota DPRD Nunukan mengeluhkan penggunaan uang ringgit oleh warga perbatasan Sebatik saat membayar retribusi di Dermaga Bambangan saat menggelar sidak beberapa waktu lalu.

“Tidak semua masyarakat pakai ringgit. Sudah saya sampaikan kepada Ketua DPRD. Kita berlakukan retribusi sesuai dengan peraturan daerah yang ada,” ucap Abdi Jauhari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com