Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Korban "Human Trafficking", Puluhan Warga NTT Terlantar di Bima

Kompas.com - 13/07/2017, 16:31 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Puluhan Warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT), terlantar di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (13/7/2017).  Sebanyak 47 warga Kabupaten Sumba Barat Daya ini diduga menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia.

Awalnya mereka diberangkatkan ke Jakarta. Mereka rencananya akan dipekerjakan di salah satu Perusahaan di Jakarta Utara. Namun dari 47 warga ini ditahan pihak Kepolisian di Denpasar Bali setelah menyebrang dari Lombok, NTB.

Rombongan itu kemudian dipulangkan oleh petugas karena tidak memiliki kelengkapan dokumen sebagai tenaga kerja. Namun, sebelum dipulangkan ke daerah asal, mereka ditampung di kantor Dinas Sosial Kabupaten Bima.

Agustinus, warga Desa Tanamente, Sumba Barat Daya ini mengaku, ia bersama warga lainya diberangkatkan dari kampung halamannya sejak 5 Juli 2017. Saat diberangkatkan, mereka rencananya akan dipekerjakan disebuah perusahan jasa memancing Cumi.

“Kami diminta oleh perusahaan di Jakarta Utara. Bahkan ongkos kesana sudah tanggung oleh perusahaan. Di sana, kami akan dipekerjakan untuk memancing Cumi,” tutur Agustinus saat ditemui di Kantor Dinas Sosial Bima, Kamis.

Baca juga: Kurangi Human Trafficking, Ini Langkah Menteri Yohana

Namun, sebelum sampai di daerah tujuan, Agustinus bersama rombongan digagalkan petugas KP3 di pelabuhan Padang Bai. Mereka kemudian diamankan dan diperiksa.

“Kami diperiksa dan tidak diizinkan ke Jakarta, kemudian kami dipulangkan,” kata Agustinus.

Mereka dipulangkan dari Bali menggunakan bus angkutan antar provinsi. Mereka tiba di Kota Bima, Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 Wita. Namun dalam perjalanan pulang lanjut Agustinus, mereka sempat terlantar karena kehabisan bekal. Untungnya sesampai di Bima, ada salah satu anggota TNI yang membantu mereka dan membawanya ke Kantor Dinas Sosial Kabupaten Bima.

“Kami bersyukur bisa sampai di Bima dan bisa ditampung di kantor ini. Kalau tidak, kami bisa mati kelaparan karena sudah tak punya uang lagi,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima, Muhammadin mengaku sudah mengurus semua dokemen pemulangan 47 warga NTT tersebut.

“Kita sudah sediakan tiket kapal untuk 47 warga Sumba itu, mereka akan diberangkatkan melalui pelabuhan Sape,” dia.

Muhammadin menduga, puluhan warga NTT yang dipulangkan merupakan korban perdagangan manusia. Sebab, saat diberangkatkan ke Jakarta mereka tidak memiliki kelengkapan dokumen sebagai tenaga kerja.

“Mereka ini diberangkatkan ke Jakarta untuk diperkerjakan disebuah perusahaan, tapi tidak dilengkapi dengan dokumen kontrak kerja yang lengkap,” katanya.

Baca juga: Ungkap Kasus Human Trafficking, 20 Polisi di Kupang Raih Penghargaan

Kompas TV Proses perekrutan anak di bawah umur yang menjadi korban perdagangan manusia dilakukan melalui media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com