Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Warga Gunungkidul Menjual Perhiasan untuk Membeli Air

Kompas.com - 11/07/2017, 14:15 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Musim kemarau di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyebabkan puluhan ribu warga mengalami kekurangan air bersih sehingga harus membeli air.

Untuk membeli air, warga pun sudah mulai menjual beberapa barang termasuk perhiasan miliknya.

Seperti yang terjadi di dusun Karang Desa Girikarto, kecamatan Panggang yang mulai kesulitan air, banyak penampungan air hujan (PAH) milik warga yang mengering seiring dengan berakhirnya musim penghujan beberapa bulan terakhir.

Mereka mengaku terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari mereka.

"Keluarga saya sudah membeli air dari tangki sejak 6 bulan terakhir, per tangki Rp 150.000, yang bisa digunakan untuk 10 sampai 14 hari, tergantung penggunaannya," kata Wasiyah, warga Dusun Karang, Senin (10/7/2017).

Baca juga: Tren Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul Bergeser ke Usia Produktif

Satu tangki air berisi 5.000 liter dijual oleh penjaja air yang setiap hari berlalu lalang di desanya.

Memang warga sekitar praktis hanya mengandalkan air hujan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena sumur dan PDAM tak sampai ke dusun mereka.

Dengan harga cukup tinggi, air menjadi barang yang cukup berharga dan dihemat.

Dengan penghasilan tak menentu, Wasiyah yang merupakan penjual jamu dan suaminya pembuat arang, memaksa dirinya harus menguras tabungan untuk membeli air.

"Sudah menjual emas-emasan (perhiasan)," ucapnya.

Dusun yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pembuat arang ini hampir setiap musim kemarau selalu kekurangan air.

Wadiman warga lainnya meski setiap tahun mengalami kekeringan dan kesulitan air tak ada keinginan untuk pindah ke wilayah lain. Bahkan mereka tetap mensyukuri kondisinya.

"Mau bagaimana lagi, di semua tempat sama saja," katanya.

Wilayah lain yang mengalami kekeringan seperti di kecamatan Tanjungsari. Warga sudah membeli air sejak beberapa bulan lalu.

Ketua RT 02 Padukuhan Wonosobo I, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Sukiran, mengatakan, untuk wilayahnya ada 450 jiwa yang mengalami kesulitan air. Sebab, meski sudah ada saluran PDAM namun air yang mengalir hanya dua minggu sekali.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com