Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mbah Tamin, Kakek 85 Tahun yang Ikut “Sukseskan” Tentara Membangun Desa

Kompas.com - 10/07/2017, 14:56 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Tamin, 85 tahun, nyaris tak bisa mendengar saat diajak bicara pagi itu. Saat berdialog, jawaban yang terucap sudah tak lagi nyambung.

Seperti pria seusianya, Mbah Tamin sudah sepatutnya menikmati masa-masa tuanya. Namun, ia lebih memilih tetap bekerja di usianya, untuk membantu yang lainnya. Hal kurang lebih sama dilakukan Giyatno, 58 tahun.

Ia hampir tiap hari membantu pembangunan rumah tetangganya yang saat ini dipugar. Tidak ada upah yang diterimanya saat upayanya membantu. Hanya doa dan tekad yang mengiringi langkahnya membantu yang lain.

Tamin dan Giyatno, adalah dua pria dari Kota Semarang, Jawa Tengah, yang dengan kesadaran sendiri membantu warga lain yang membutuhkan. Keduanya, bersama warga dusun lainnya serta personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) bahu membahu bersama membantu proses pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH).

Maka, pada pagi itu, Mbah Tamin, yang mengenakan baju, celana pendek, sandal jepit, dan topi loreng itu tampak serius mencangkul, mengaduk pasir dan semen, hingga membawa hasil adukan ke pondasi rumah menantunya, Sutarso, warga RT 02 RW 01 Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Baca juga: Mbah Parni, Perajin Tali Tampar yang Selalu Ditemani Radio

Sementara Giyatno, yang merupakan pensiunan ini, memasang batu batako di rumah nenek sebatangkara milik Saonah, warga Dusun Sedayu RT 06/Rw 01 Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati. Rumah Saonah dinyatakan tak layak huni karena beralas tanah, serta berdinding papan kayu.

“Niat saya bantu saja. Ya, bantu dari awal, sampai selesai. Niatnya ini ibadah,” ucap Giyanto, saat ditemui Kompas.com di rumah Saonah, di Semarang, Senin (10/7/2017) pagi.

Di rumah milik Saonah ini, sejumlah anggota TNI seperti Pembantu Letnan Satu Asep, Sersan Kepala Subaidi, Sersan Kepala Sutijan ikut terlibat membantu proses pemugaran rumah selebar kurang lebih tujuh meter ini.

Sejumlah anggota TNI yang baru mentas dari pendidikan juga ikut membantu proses ini. Rumah Saonah direncanakan selesai dipugar dalam waktu 30 hari.

Rumahnya yang semula berdinding papan kayu diganti dengan dinding batu batako, sementara lantainya dihaluskan. Untuk pemugaran ini, Saonah tak perlu mengeluarkan biaya untuk perbaikan rumahnya.

Baca juga: Mbah Parni, Nenek yang Mengaku Berusia 117 Tahun di Kulon Progo

Saonah bersama 19 warga lainnya di Kelurahan itu menjadi sasaran program operasi TNI  Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke 99 Kodim 0733 BS Semarang tahun 2017.

Dari 20 rumah tak layak huni yang di kelurahan itu, sebagian ada yang dipugar, hingga ada pula yang dibangunkan rumah sejak dari awal pondasi.

Dalam program TMMD ini, tiap rumah diberi alokasi Rp 10 juta untuk pemugaran rumah.

20 RTLH ini antara lain milik Sunani, warga RT 01/1 Dukuh Jetis, Kelurahan Kalisegoro; lalu Darmu, Sutarso, Rapiah, Gunadi, Aris, Saonah, warga Dusun Sedayu, Kelurahan Kalisegoro; kemudian Tarmidi, Urip, Suwoto, Samiji, Jumari, Ngatemi, Ngasiah, Pamirah, warga RW 02 Kelurahan Kalisegoro; Ngadimin, warga RT 01/01 Kelurahan Kalisegoro; Partini, warga RT 02/03 Kelurahan Kalisegoro; dan Fauzan dan Supadi, warga RT 03/03 Dusun Ndelik, Kelurahan Kalisegoro.

Lurah Kalisegoro, Kecamatan Gunung Pati, Sabar Tri Mulyono mengatakan, para penerima rehab RTLH di wilayahnya benar-benar tepat sasaran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com