Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, 45.230 Warga Gunungkidul Mulai Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 10/07/2017, 09:59 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Musim kemarau yang terjadi tiga bulan terakhir ini membuat 45.230 warga Gunungkidul, Yogyakarta, mulai kekurangan air bersih. Karena itu, mulai hari ini, pemerintah mulai menyalurkan bantuan air bersih kepada warga.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Budhi Harjo menyampaikan, dari data yang masuk ke pihaknya, sudah ada permintaan droping air bersih ketujuh kecamatan.

Ketujuh kecamatan tersebut yakni Panggang, Purwosari, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Rongkop, dan Girisubo. Meliputi 32 desa meliputi 254 padukuhan dengan 9.046 kepala Keluarga atau 45.230 jiwa.

"Total yang masuk sampai saat ini di 32 desa," katanya ditemui di sela-sela pelepasan tangki di Kantor BPBD Gunungkidul, Senin (10/7/2017).

(Baca juga: Musim Kemarau 2017, Puluhan Ribu Jiwa Terancam Kekurangan Air)

Data tersebut diperoleh dari pendataan masing-masing kecamatan, atas permintaan dari desa yang sudah mengalami kekeringan. Tahun anggaran 2017, BPBD mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 600 juta untuk droping air.

Titik droping air sesuai koordinasi dengan kecamatan beberapa waktu lalu. Hari ini, mulai disalurkan bantuan kepada kecamatan yang sudah mengalami kekurangan air.

"Dengan 7 unit tangki yang ada, setiap hari disalurkan 28 rit, atau masing-masing tangki setiap harinya menyalurkan 4 rit, dan diserahkan ke lokasi yang sudah ditunjuk by name by address sesuai kesepakatan dengan kecamatan. Warga diperbolehkan mengambil di lokasi yang ditunjuk, " imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Dendi Prasetya, warga Desa Jerukwudel, Kecamatan Girisubo mengaku dalam beberapa minggu terakhir sudah membeli 2 tangki air dengan isi 5000 liter seharga Rp 110 juta  per tangkinya.

(Baca juga: Berebut Air di Musim Kemarau, 6 Gajah Mati Diterkam Harimau)

 

Pembelian air ini dilakukan karena Penampungan Air Hujan (PAH) miliknya sudah habis. Sedangkan sambungan air dari PDAM sudah mulai digilir.

"Jika musim kemarau panjang seperti dua tahun lalu bisa membeli sampai 10 tangki, per tangkinya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan selama 3 minggu. Tahun lalu, karena kemarau basah, kami tak membeli air dari tangki swasta," tutupnya. 

Kompas TV Musim Kemarau Sebabkan Kawanan Monyet Turun Gunung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com