PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Peringatan Yadnya Kasada di Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tahun ini dipastikan akan lebih meriah.
Sebab, pihak penyelenggara dan pemda setempat bakal menggelar festival sebelum Kasada. Festival itu bernama eksotika Bromo.
Kepala Diskominfo, Statistik dan Persandian Probolinggo, Tutug Edi Utomo mengatakan, Kasada tahun ini jelas berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena ada penampilan seni dan budaya.
Baca juga: Yadnya Kasada dan Janji Tengger kepada Bromo
Perayaan Kasada jatuh pada Minggu (9/7/2017). Pada Minggu malam, pemda menggelar resepsi di Pendopo Agung. Acara ini dimeriahkan pawai obor dari desa ke Pendopo Agung, dan dihibur penyanyi tradisional.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Budaya Sidik Wijanarko menambahkan, pemkab menargetkan kunjungan wisata 5 persen setiap tahun. Target itu selalu tercapai.
"Kali ini Kasada akan berbeda, ada eksotika. Ekstotika digarap swasta dan pemda serta digelar tiap pukul 14.00. Kasada harus menyedot wisatawan, dan membuat mereka berlama-lama di Bromo supaya bisa menginap dan berwisata lebih lama, tak hanya melihat sunset, lalu pulang. Secara ritual, Kasada tak ada perubahan. Yang berbeda ya eksotika ini. Bisa meramaikan," tukasnya di Probolinggo, Selasa (4/7/2017).
Gita Rina, dari tim Satu Tujuan Kreatif atau panitia penyelenggara, menerangkan bahwa acara eksotika digelar sebelum Kasada, yakni pada 7 dan 8 Juli.
"Kemasan acara art performance di lautan pasir dan lomba foto. Art performance berkonsep kolaborasi dan pembacaan memori Tengger, lalu dilanjut sendratari kolosal. Tanggal 7 dan 8 eksotika digelar, pembacaan puisi oleh Ayu Shita dan Ine Febrianti. Para budayawan dan seniman serta pihak kampus juga hadir," kata Gita.
Kades Jetak Kecamatan Sukapura, Karmat mengaku senang eksotika hadir di dalam Kasada. Hal ini bisa mendongkrak ekonomi warga desa, terutama yang berjualan makanan dan minuman serta sewa penginapan.
Baca juga: Larangan Mendekat ke Kawah Bromo Tak Digubris Pengunjung Kasada
Camat Sukapura Yulius Christian menilai, penampilan budaya dalam eksotika berpotensi menarik wisatawan.
"Saat kita sajikan budaya, mereka tertarik. Saya targetkan empat hari wisatawan ada di Bromo. Soalnya ada objek wisata penunjang, seperti gua Batman, seruni poin dan kebun stroberi. Bromo sudah terkenal alamnya, sekarang budayanya yang bakal dikenalkan. Agar wisatawan bisa menikmati eksotika, siapkan jaket dan jaga kesehatan. Sekarang di Bromo jam 13.00 dinginnya minta ampun," jelas Yulius.