Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik ke Yogyakarta, Jangan Lupa Beli Peyek Tumpuk dan Geplak

Kompas.com - 24/06/2017, 15:12 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Makanan khas Yogyakarta sangatlah beragam, mulai dari makanan berat seperti gudeg hingga makanan ringan seperti peyek dan geplak.

Di Kabupaten Bantul, adalah sentra Peyek Mbok Tumpuk yang tersohor. Peyek tumpuk namanya. Peyek ini berbeda bentuknya dengan peyek pada umumnya berbentuk pipih dengan taburan kacang tanah atau kedelai hingga teri.

Peyek yang diprakarsai Mbok Tumpuk tahun 1975 memiliki bentuk agak membulat dengan dominasi kacang. Menjelang ataupun sesudah Lebaran, sentra peyek dan geplak yang berada di Desa Palbapang, Bantul, ini meningkatkan produksinya.

Di hari biasanya hanya diproduksi 90 kg peyek, namun sekarang produksinya sampai 180 kg.

"Sudah meningkatkan produksi sejak sebelum Ramadhan," kata Yahadi (56), salah seorang pembuat peyek, Jumat (23/6/2017).

Menurut dia, sekarang peyek tumpuk sudah banyak diproduksi di sekitar Yogyakarta. Namun, lanjut Yahadi, produsen pertama adalah Mbok Tumpuk. Komposisi peyek tumpuk yaitu 1 kg tepung dan 2 kg kacang.

"Tepungnya hanya sebagai perekat," imbuh dia.

(Baca juga: Apa Kabar Kicak dan Kacang Kumbon, Takjil yang Hanya Ada Tiap Ramadhan di Yogyakarta?)

Peyek tumpuk di tempat ini dibandrol Rp 60.000 per kilogram. Harga ini lebih mahal dibandingkan lokasi lain karena dia mengklaim menggunakan bahan berkualitas.

Sementara itu, geplak adalah kudapan yang terbuat dari campuran parutan kelapa, gula jawa dan gula pasir.

"Geplak itu dulunya hanya berupa gula semut, lalu berkembang jadi campuran gula jawa dicampur sama ampas kelapa," kata salah satu pembuat geplak di Sentra Geplak Mbok Tumpuk, Supoyo (54).

Seiring perkembangan zaman, rasa geplak juga kian berkembang. Sekarang ini, geplak bisa berasa durian, coklat, nangka, dan berbagai rasa lainnya.

Mendekati Lebaran, produksi geplak naik dua kali lipat. Di hari biasa, hanya diproduksi 1 sampai 1,5 kuintal geplak, menjelang Lebaran bisa sampai 3 kuintal.

"Puncaknya pas arus balik, sekitar H+ 7 dengan produksi minimal 5 kuintal," katanya.

Salah seorang pembeli, Widodo, asli Bantul, yang bekerja di Jakarta, mengaku sengaja membeli peyek dan geplak Mbah Tumpuk saat mudik.

Untuk saat ini, dirinya membeli hanya untuk melepas kangen makanan khas daerahnya. Dia mengaku, sejak kecil sudah menyukai peyek bikinan mbok tumpuk ini.

"Nanti saat akan pulang beli lagi untuk oleh-oleh teman kantor," ucapnya.

 

Kompas TV Berbuka dengan Si Manis (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com