Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juli-Agustus, Mesin Parkir Elektronik di Bandung Mulai Beroperasi

Kompas.com - 22/06/2017, 07:02 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Mesin parkir elektronik di Bandung akan dioperasikan pada Juli atau Agustus 2017. Segala persiapan untuk pengoperasian tersebut sudah selesai, tinggal anggaran untuk membayar juru parkir (jukir).

"Uji coba dan pengetesan sudah, tinggal anggaran di kita untuk membayar jukir salah simpan. Kalau diizinkan awal Juli (dioperasikan), kalau tidak digeser ke Agustus 2017," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi di Bandung, Rabu (21/6/2017).

Didi menjelaskan, pihaknya sudah memasang 445 mesin parkir di 221 titik atau 56 lokasi di Bandung. Untuk menjaga dan mengoperasikannya, Dishub mempekerjakan 700 jukir yang digaji Rp 1,8 juta tiap bulannya. Mereka terbagi 2 dan 3 shift tergantung lokasi.

Jumlah 700 jukir, sambung Didi, bisa berubah tergantung evaluasi setelah program ini berjalan. Misal, jika potensi di satu titik hanya untuk 9 jukir sedangkan di sana ada 10 jukir, maka yang satu jukir akan dievaluasi.

Namun, jika potensinya untuk 10 jukir, meski pendapatannya tidak mencapai target, pihaknya akan mempertahankan jukir tersebut. "Kita mempertahankan jukir yang lama, jumlahnya 700 orang," tuturnya.

(Baca juga: Telan Dana Rp 80 Miliar, Ratusan Mesin Parkir di Bandung Belum Berfungsi)

Didi mengatakan, tujuan pemasangan mesin parkir ini ada dua. Pertama, tidak ada lagi japrem (jatah preman) atau pungli. "Kemarin jukir didatangi lalu diteke (dijitak), sehingga jukir kasih (uang). Kalau sekarang, jukirnya tidak pegang uang," ucapnya.

Dengan cara ini, ia berharap, kebocoran pendapatan dari parkir bisa ditekan. Dari perhitungannya, potensi parkir di awal pengoperasian mesin parkir mencapai Rp 50 miliar per tahun.

Kedua, kontrol terhadap jukir lebih besar, sehingga ia bisa memperoleh data realtime. Untuk menopang program ini, pihaknya bekerjasama dengan perbankan dalam penyediaan vending machine e-money. Mesin untuk membeli dan top up kartu e-money ini akan dipasang di tempat strategis.

"Bank Mandiri mau bantu untuk penyediaannya. Kemungkinan di terminal-terminal dipasangnya," terangnya.

(Baca juga: Juru Parkir Klaim Banyak Pengendara Enggan Bayar di Mesin Parkir)

Sementara itu, Regional CEO Bank Mandiri Region Jawa I, Iman Gunawan mengatakan, jumlah vending machine e-money yang dipasang tergantung kesiapan Dishub. Sebab, mesin tersebut seperti ATM yang harus dirawat, dipelihara, dan termonitor petugas keamanan yang berwenang.

"Kita ga mau pasang mesin dan hilang. Intinya bank siap support Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Dishub," tuturnya.

Untuk pemasangan mesin ini, sambung Iman, Mandiri tidak mengeluarkan uang karena milik vendor. "Sifatnya bagi hasil. Untuk jumlah mesin sendiri tergantung kebutuhan Dishub," ucapnya seraya mengatakan pengguna e-money di Indonesia saat ini mencapai 9 juta kartu.

Kompas TV Terkait beredar kabar, lahan parkir dikuasai preman dan 5 mesin parkir meter hilang,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com