Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Hutan, Pemuda Ini Bersepeda dari Jerman hingga Kalimantan

Kompas.com - 20/06/2017, 19:53 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Michael Zeh (28), pria asal Nuremberg Jerman mengayuh sepeda sepanjang jalan Trans Kalimantan, untuk mengkampanyekan pentingnya reforestasi (penanaman hutan kembali).

Dia mengayuh dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat menyusuri jalur Trans Kalimantan wilayah selatan. Di Kalimantan Tengah, ia melewati Kabupaten Lamandau, Nanga Bulik, Kotawaringin Barat, Sampit, dan Palangka Raya.

Pada Selasa (20/6/2017), ia meluncur ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Dia mengaku memilih berkampanye menggunakan sepeda karena moda transportasi ini paling ramah lingkungan.

"Karena ini tidak menggunakan bahan bakar minyak, paling ekologis," cetusnya pada Kompas.com.

Kendati begitu, ia mengakui, teriknya matahari di iklim tropis sempat membuatnya kesulitan. "Sekarang sudah terbiasa. Awalnya memang sulit. Tapi selama banyak minum dan tidak bersepeda ketika matahari tepat di atas kepala, tidak apa-apa," sebutnya.

Michael tidak hanya bersepeda di Kalimantan. Ia juga telah mengayuh sepedanya dari tempat asalnya di Nuremberg. Dari kota di Jerman itu, ia kemudian melintasi Laut Hitam untuk kemudian mengayuh sepedanya di daratan Turki, hingga negara-negara Asia Tengah, dan kemudian Asia Tenggara.

Pendukung organisasi Lebenstraum Regenwald (Habitat Hutan Hujan) ini mengayuh sepedanya mulai 4 April 2016, dan masuk ke Indonesia 25 Mei 2017.

Dia menuturkan, berjumpa dengan banyak anggota masyarakat lokal, di warung-warung atau saat berkemah atau menumpang di rumah orang dan bisa saling mengenal orang baru merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan.

Yang paling berkesan baginya saat ia berbicara tentang proyek kampanyenya hingga menggerakkan para orangtua siswa dan berhasil mengumpulkan donasi 500 Baht. Hal tersebut merupakan donasi langsung pertama baginya.

Menurut dia, dalam setiap jarak yang ditempuhnya rata-rata terkumpul 1 euro per 10km. Dia menargetkan bisa mengumpulkan 3.000 euro  sampai di tujuan akhirnya di Pulau Catham Selandia Baru.

Sementara itu, di Kotawaringin Barat dia mengaku terkesan dengan keramahan warga Desa Lada Mandala Jaya. Ia bertemu keluarga yang membantunya dan memasak makanan yang baginya makanan terlezat sejak ia tiba di Indonesia, seperti sayur lodeh, bakwan jagung, bening bayam, kecipir rebus.

Meski begitu, sebagai aktivis lingkungan, dalam perjalanannya ia juga mengaku memperoleh pengalaman kurang baik, yakni saat melintas di jalan Trans Kalimantan yang di kanan-kirinya penuh hamparan tanaman kelapa sawit.

"Itu adalah tanaman produksi monokultur yang buruk bagi lingkungan. Buruk untuk perjalanan dengan sepeda karena banyak sekali truk pengangkut kelapa sawit yang menyebabkan debu, polusi, dan berbahaya bagi pengguna jalan lainnya," ujar dia.

Baca juga: Kisah Mukhlis Penyandang Disabilitas yang Kayuh Sepeda Puluhan Kilo Jual Telur Asin demi Orangtua

Kompas TV Bersepeda Ala Masa Lalu Dalam “Retro Cruise”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com