Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Sopir Taksi "Online" yang Dipermalukan Tak Beroperasi

Kompas.com - 20/06/2017, 13:38 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-mengalami perlakukan tidak mengenakan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, sopir taksi "online", Frikal (32), mengalami trauma. Akibatnya untuk sementara waktu ia memutuskan tidak beroperasi.

"Saya malu mas, diperlakukan seperti itu di depan umum. Saya sampai saat ini ga narik lagi, kalau butuh uang ya butuh, apalagi mau lebaran, tapi saya masih trauma," ujar Frikal (32) saat ditemui Kompas.com, Senin (19/06/2017) malam.

Frikal menuturkan, dirinya sempat tidak pulang karena merasa malu dan bingung bagaimana menjelaskan kepada keluarga. Saat kejadian, dirinya diteriaki pencuri dan diminta membuka baju di depan umum.

(Baca juga: Sopir Taksi Online: Saya Sudah Teriak-teriak, Pak Jangan Masuk)

 

Apalagi video saat dirinya diperlakukan tidak menyenangkan menjadi viral. "Saya sempat tidak pulang, karena malu, bingung gimana menjelaskannya. Istri diberitahu saudaranya, lalu kemarin itu telepon, dia nangis saat telepon," urainya.

Kepada istrinya, Frikal mencoba menenangkan dengan menjelaskan bahwa dirinya tidak mendapat kekerasan fisik, mobil tidak dirusak, dan kondisinya baik-baik saja.

Frikal juga meminta, agar kejadian yang dialaminya diceritakan kepada kedua orangtuanya. Sebab Frikal tidak ingin kedua orangtuanya kepikiran.

"Saya sampai ngomong, jangan cerita ke bapak dan ibu. Saya takut mereka jadi kepikiran," tandasnya.

Ia menjelaskan, saat kejadian, hanya satu orang yang memintanya melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti buka baju, push up, menyanyi Garuda Pancasila, mencium dua patung sampai dengan mencoret-coret tubuhnya.

(Baca juga: Ini Alasan Sopir Taksi Online Ambil Penumpang di Bandara Adisutjipto)

Sementara sopir taksi yang lainya tidak melakukan apa-apa. "Kalau yang meminta turun dari mobil memang banyak. Tapi yang memiting, meminta buka baju, mencium patung, dan sebagainya itu hanya satu orang yang memakai baju preman," urainya.

Bahkan, saat membuat surat pernyataan dirinya diminta uang Rp 100.000 untuk materai. Tetapi dalam surat, saat itu tidak ada materainya.

"Saya diminta uang Rp 100.000 untuk materai. Karena tidak ada uang, saya ambil di ATM dulu. Uang saya kasihkan ke orang yang berbaju preman itu," pungkasnya. 

Kompas TV Angkut penumpang di bandara, seorang sopir taksi online dianiaya oleh sekelompok pria tak dikenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com