Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Indonesia Akan Bersedih jika Pilkada DKI "Di-copy" ke Tempat Lain

Kompas.com - 15/06/2017, 21:39 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri Safari Ramadhan Partai Demokrat di Hotel Santika, Kota Malang, Kamis (15/6/2017).

Pada kesempatan itu, SBY menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta yang telah lewat. Menurutnya, kerasnya kontestasi pada pemilihan itu membuat sendi kerukunan rusak.

SBY pun berharap apa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta tidak menular ke daerah lain. Sebab pada 2018 nanti, sejumlah daerah di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak lagi.

"Indonesia akan bersedih dan demokrasi akan mundur kalau Pilkada DKI itu dicopy ke tempat-tempat lain," ujarnya.

Menurut SBY, sudah saatnya semua pihak introspeksi diri dari apa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Tidak hanya untuk para kandidat, semua pihak termasuk para pendukung diharapkan bisa introspeksi diri.

"Mengapa Pilkada Jakarta jadi seperti itu. Saatnya berintrospeksi. Yang berintrospeksi bukan hanya kandidat, bukan hanya pendukung. Tetapi negara dan pemerintah, Polri, TNI dan pers," jelasnya.

(Baca juga: SBY Minta Pemerintah Sensitif)

 

Selain itu, pada kesempatan yang sama, SBY menekankan pentingnya mengedepankan nilai dalam beragama. Menurutnya, jika nilai yang dikedepankan, setiap agama akan menemukan kesamaannya, yakni sama-sama menghendaki kedamaian.

"Bagaimana meletakkan agama itu lebih sebagai nilai dan bukan semata-mata simbol. Jika yang dilihat nilai, akan ketemu persamaan-persamaannya. Saya kira setiap agama menyerukan kasih sayang dan kedamaian. Dan Islam sangat kuat menyuarakan hal ini," terangnya.

SBY juga menekankan pentingnya menjaga sikap toleransi dan tenggang rasa. Baginya, antara toleransi dan tenggang rasa merupakan hal yang berbeda.

Toleransi menurutnya lebih pada menghargai keyakinan umat agama lain. Sedangkan tenggang rasa menjaga sikap supaya tidak membuat pemeluk agama lain yang berbeda tidak merasa dilukai.

"Kalau toleransi itu bagaimana memahami apa yang diyakini yang dianut oleh saudara-saudara kita yang beda agama. Kalau tenggang rasa kita aktif menjaga sikap, tutur kata, atau ucapan dan tindakan yang dapat melukai dan memperolok umat agama lain," ungkapnya.

(Baca juga: SBY: Demokrat Tersinggung kalau Dianggap Mualaf dalam Menjaga Pancasila)

SBY hadir dalam Safari Ramadhan didampingi istrinya Ani Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga anak kandung SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

Selain itu, hadir juga Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo dan sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat.

Kompas TV Partai Demokrat Tolak Cabut Laporan Terhadap Antasari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com