Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Debu di Purbayasa, Warga Tuding Pabrik Kayu Jadi Biang Keladi

Kompas.com - 14/06/2017, 17:11 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan video berdurasi 25 detik yang tersebar di media sosial.

Video berjudul ‘CV Purbayasa kembali berulah’ itu memperlihatkan banyaknya debu dan serbuk kayu yang bertebaran di halaman hingga kolam ikan warga.

Mochamad Ali Nurochim, warga Desa Purbayasa, Purbalingga, Jawa Tengah yang mengunggah video tersebut, Minggu (11/6/2017) mengatakan, debu dan serbuk yang bertebaran di dalam video diduga merupakan imbas dari aktivitas pabrik pengolahan kayu CV Purbayasa.

“Iya, di Desa Purbayasa hujan abu dan serbuk kayu. Kami menduga ini berasal dari cerobong yang ada di pabrik,” katanya ketika dihubungi, Rabu (14/6/2017).

Ali yang juga Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Purbayasa ini menerangkan, hujan debu dan serbuk itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, warga tengah beraktivitas seperti biasa.

(Baca juga: Anak-anak Lebih Rentan Terpapar Polusi di Pagi Hari)

 

Tiba-tiba saja, warga RT 2 RW 1 desa setempat dikejutkan dengan adanya fenomena hujan debu dan serbuk di luar rumah. Spontan beberapa warga mengabadikan momen itu dengan kamera gawai.

“Kejadian berlangsung singkat, durasi waktu hanya sekitar 15 menit,” ujarnya.

Menurut Ali, kejadian ini bukan yang pertama. Selama bertahun-tahun, warga di sekitar pabrik selalu terkena dampak serupa. Bahkan polusi pabrik tersebut tidak hanya melalui udara.

“Limbah pabrik juga mencemari sungai. Air sungai jadi keruh dan berbusa, terutama jika hujan turun. Kami ada semua buktinya, dari foto sampai video,” ucapnya.

Setelah hujan debu dan serbuk kayu berhenti, warga berbondong-bondong mendatangi pabrik. Dari keterangan yang diperoleh warga, debu tersebut merupakan kecerobohan karyawan di bagian oven (tungku pembakaran).

 

(Baca juga: Polusi Bunuh 1,7 Juta Anak Tiap Tahun, Ciptakan Tempat Aman bagi Anak)

Ali menambahkan, debu dan serbuk yang secara periodik (menyesuaikan aktvitas produksi pabrik) muncul sangat mengganggu warga sekitar. Hal ini terlihat dari maraknya warga desa sekitar yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

“Ini terjadi hampir setiap hari. Kebetulan saja hujan abunya siang, kalau malam hari pasti tidak ketauan, padahal aktivitas produksi pabrik itu 7x24 jam,” ujarnya.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Bagian Umum CV Purbayasa, Sutarman membantah tuduhan warga. Menurutnya, pada saat kejadian, unit kerja yang dimaksud tengah libur dan tidak ada kegiatan produksi.

“Tidak benar, itu kan hari Minggu, kegiatan produksi sedang libur,” ujarnya.

Berikut cuplikan video yang diunggah oleh Mochamad Ali Nurochman dalam akun facebook-nya:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com