Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua di Aceh Khawatir "Full Day School" Ganggu Waktu Anak Mengaji

Kompas.com - 13/06/2017, 16:14 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Sejumlah orangtua mengkhawatirkan program full day school yang akan diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebab selama ini, sejumlah anak mengaji pada sore hari.

“Sepertinya perlu ditinjau ulang wacana sekolah sehari penuh itu. Bukan sistemnya, namun waktunya yang jadi masalah. Misalnya, anak saya selama ini sore hari mengaji,” sebut warga Lhokseumawe, Ayi Jufridar, Selasa (13/6/2017).

Dia menyebutkan, program tersebut bisa diterapkan pada tahap remaja, seperti kuliah. Karena, remaja umumnya telah menyelesaikan pendidikan dasar yang paling penting.

“Pengetahuan agama menurut hemat saya lebih baik ditanamkan ketika anak duduk di SD, SMP, dan SMA. Ini dasarnya, kalau sehari penuh sekolah walau sebagiannya ekstrakurikuler, itu akan mengikis jam belajar pengetahuan agama, mayoritas daerah di Aceh kan begitu,” ucapnya.

(Baca juga: Tiga Sekolah di Singkawang Mulai Berlakukan Full Day School)

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin menyebutkan, sejumlah pihak telah menyampaikan kritik terhadap rencana sekolah penuh waktu dan lima hari tersebut.

“Misalnya sejumlah orangtua meminta agar sore hari jangan ada ekstrakurikuler lagi, karena

Kompas TV Fasilitas Tak Memadai, Siswa SMP “Numpang” Ujian di SMA


jam anak-anak mengaji,” katanya.

Meski begitu, ia menunggu undangan resmi dari Kemendikbud untuk mendengar langsung penjelasan program tersebut.

“Kita tunggu sosialisasinya, kita tunggu petunjuk teknisnya saja. Namun, saya akui ada sejumlah pihak meminta agar tetap pada sistem sekarang ini sekolah kita,” tuturnya.

(Baca juga: Berlaku Full Day School, Siswa Diliburkan Hari Sabtu dan LKS Dihapuskan)

Sebelumnya, Mendikbud Muhajir Effendy kembali menggulirkan ide sekolah penuh waktu selama lima hari dalam sepekan.

Wacana ini pernah bergulir tahun lalu dan belakangan tidak disetujui Presiden Joko Widodo. Sepekan terakhir, Muhajir kembali menggulirkan wacana tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com