Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulyadi: Gerindra Sudah Lama Dekat dengan Dedi Mulyadi

Kompas.com - 13/06/2017, 14:59 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra ternyata diketahui sudah lama memiliki kedekatan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi selama ini.

Sebelum menjadi ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, ternyata Dedi pernah diminta Ketua Umum Prabowo Subianto untuk menjadi ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat.

"Kang Dedi Mulyadi sebelum menjadi ketua DPD Partai Golkar Jabar sempat diminta langsung oleh Ketua Umum Pak Prabowo Subianto, untuk menjadi ketua Gerindra Jabar. Namun tak bisa, akhirnya Pak Prabowo menelepon saya untuk menjadi ketua sampai sekarang. Jadi sejak lama sudah dekat dengan Kang Dedi, bukan hanya sekarang saja, baru kali ini terbuka di publik," jelas Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi kepada wartawan seusai berkunjung ke Purwakarta, Selasa (13/6/2017).

Baca juga: Gerindra Pertimbangkan Usung Dedi Mulyadi Jadi Calon Gubernur Jabar

Dengan demikian, kunjungannya ke Purwakarta merupakan upaya untuk membangun komunikasi politik. Apalagi, selama ini Dedi Mulyadi merupakan salah satu kontestan dengan nilai elektabilitas tinggi dan tata kelola pemerintahannya sudah terbukti dan teruji.

"Saya Gerinda ada arahan DPP untuk segera membangun komunikasi. Segala kemungkinan di dalam politik ada. Buat kami Gerindra, pilkada kabupaten atau kota atau Pilgub itu sasaran antara, sasaran utamanya pilpres nanti, kalau ada kesamaan di sasaran utama Gerindra, Insya Allah bisa sama-sama akan muncul juga," tambah Mulyadi.

Selama ini, dirinya mendapatkan instruksi dari ketua umum untuk memberikan laporan tentang Pilkada Jabar. Dirinya pun langsung berkomunikasi dan mendatangi sosok calon yang memiliki elektabilitas tinggi seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Agung Suryamal, Dede Yusuf dan terakhir adalah Dedi Mulyadi.

"Pak Prabowo bilang ikuti saja dulu dinamikanya dan bisa enggak ada kader yang muncul di kontestasi tersebut," kata Mulyadi.

Menurut dia, perintah dari Prabowo dia terjemahkan dengan mengadakan rapat pimpinan Gerindra cabang di kabupaten/kota dan rapimda.

"Sebelumnya arahan Pak Prabowo menginginkan dari kader. Kita ingat bahwa Pa Emil pernah diusung oleh Gerindra saat pemilihan walkot Bandung. Saya minta waktu itu untuk masuk ke Gerindra sebagai kader agar arahan paketum bisa terealisasi, tapi Pak Emil dengan segala macam alasan tidak tegas. Malah menerima dideklarasikan oleh Partai Nasdem, dan itu membuat Paketum untuk mencari lagi siapa yang bisa menjadikan pilgub di Jabar sukses," tambah Mulyadi.

Gerindra pun menyadari bahwa partainya tak bisa mengusung pasangan calon sendiri dan harus berkoalisi di Pilkada Jabar.

Meski awalnya pencalonan harus dari kader, tapi partainya akan melihat dinamika politik. Bisa juga pencalonan dari non kader, tapi yang memiliki kans kemenangan tinggi.

"Yang memutuskan siapa yang akan diusung itu DPP. Kalau DPD hanya membangun komunikasi dan melaporkan sudah bertemu dengan beberapa bakal calon gubernur. Konteks maksimal itu merekomendasikan ke Paketum, kalau sinyalemennya sama, Insya Allah kita bisa sama-sama," tambahnya.

Baca juga: Pilkada Jabar, Golkar Condong Usung Dedi Mulyadi Dibanding Nurul Arifin

Menurut Mulyadi, kelebihan dari Dedi Mulyadi dibanding calon lainnya adalah bupati Purwakarta itu paling aktif dan paling dikenal oleh masyarakat di pedesaan serta pelosok Jawa Barat.

Mulyadi pun berharap, pembangunan tata kelola wilayah Purwakarta bisa menjadi trademark baru untuk wilayah lain di Jabar.

"Mudah-mudahan Purwakarta bisa dicopas (ditiru) untuk wilayah lain di Jabar," pungkasnya.

Kompas TV Warga Dukung Dedi Mulyadi Maju Pilkada Jabar 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com