Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan yang Mengandung Zat Berbahaya Masih Ditemukan di Yogyakarta

Kompas.com - 12/06/2017, 12:38 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Makanan dengan campuran bahan berbahaya masih ditemukan di sejumlah pedagang pasar tradisional Argosari, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Makanan tersebut dicampur dengan Rhodamin B yang berbahaya bagi kesehatan.

Staf Seksi Pemeriksaan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Sri Yuniati menyampaikan, pihaknya mengambil sampel sejumlah makanan yang biasanya dicampur bahan berbahaya. Seperti cendol, lanting, bakso, rengginan, moho, bleng cap Semar, kerupuk merah singkong, kerupuk singkong merah putih, selondok super, dan mi basah.

Baca juga: Sidak Makanan Takjil, BBPOM Temukan Sambel Kandungan Berbahaya

Setelah diperiksa di mobil pemeriksaan milik BPOM, makanan tersebut diketahui mengandung bahan kimia berbahaya, yakni Rhodamin B dan boraks.

"Dari 11 makanan yang diperiksa menggunakan test kit, ada 6 makanan yang mengandung bahan berbahaya menggunakan Rhodamin B dan boraks," katanya ditemui seusai melakukan pemeriksaan, Senin (12/6/2017).

Adapun makanan yang mengandung Rhodamin B, yakni lanting merah, rengginang, kerupuk singkong merah dan merah putih. Sementara bleng dua jenis mengandung boraks.

Merujuk WHO dan Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1985, bahan-bahan tersebut dilarang digunakan untuk makanan. Rhodamin B berbahaya karena mengandung logam berat dan sifat kimiawinya. Pun demikian dengan boraks juga dilarang untuk makanan karena mengandung bahan pengawet untuk mayat.

Sri mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan lurah pasar agar memantau para penjual makanan.

"Kami akan berikan surat pernyataan untuk tidak menjual kembali bahan makanan tersebut. Karena lokasi kami jauh (tak bisa melakukan pemantauan setiap hari), maka kami bekerja sama dengan lurah pasar agar memantau," ucapnya.

Pantau harga bahan pokok

Sementara itu, petugas gabungan tidak hanya memantau kualitas makanan, tetapi juga harga dan stok menjelang lebaran.

Kasubag Perindustrian Perdagangan Biro Administrasi Keuangan dan SDA Setda DIY, Suwarsih mengatakan, dua pekan menjelang hari raya, harga kebutuhan pokok stabil.

"Harga cabai cenderung menurun karena petani mulai panen," katanya.

Dijelaskannya cabai merah besar semula Rp 20.000 per kilogram, turun menjadi Rp 16.000 per kilogram. Cabai merah keriting dari Rp 20.000 per kilogram turun menjadi Rp 15.000 per kilogram. Cabai rawit hijau dari semula Rp 30.000 per kilogram, sekarang turun menjadi Rp 20.000 per kilogram. Lalu jenis cabai rawit merah stabil Rp 24.000 per kilogram.

"Untuk harga bawang putih masih tinggi terutama jenis cutting dengan harga Rp 60.000 per kilogramnya, karena memang itu impor. Rencananya, dari Kementerian Perdagangan akan segera distabilkan," jelasnya.

Untuk daging sapi masih stabil di angka Rp 120.000 per kilogramnya. Daging ayam potong naik Rp 1.000 dari harga Rp 31.000 menjadi Rp 32.000. Ayam kampung dari Rp 65.000 menjadi Rp 70.000 per kilogram.

Baca juga: Ini Efek Berbahaya Beras Campur Sabun bagi Tubuh

Kabid Pengadaan, Operasioanal dan Pelayanan Publik Bulog Yogyakarta, Unggul Tri Sunu mengatakan, harga beras di Gunungkidul relatif stabil. Sejumlah pedagang mengatakan komoditas beras per kilogram rata-rata Rp 9.500.

“(Harga itu) jenis beras IR 2,” katanya.

Sementara itu, petugas yang melakukan pemantauan harga bahan makanan pokok adalah gabungan dari Dinas Perindustrian Perdagangan (Diseperindag), Bulog, BPOM, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), serta Bank Indonesia Yogayakarta.

Kompas TV BPOM DKI Jakarta Bongkar Praktik Makanan Kedaluwarsa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com