Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perjalanan Hidup Polisi Periang di Ujung Pistolnya Sendiri

Kompas.com - 09/06/2017, 10:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Bunyi tembakan pagi itu sontak membuat kaget warga di Jalan Nangka, Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Suara satu kali tembakan pada Selasa (6/6/2017) pagi sekitar pukul 7.50 Wita itu ternyata berasal dari dalam rumah Aiptu Fransisco de Araujo, kepala Unit Pengamanan Obyek Vital (Pamobvit) Satuan Shabara Kepolisian Resor Kupang Kota.

Martina, istri Aiptu Fransisco, kemudian berteriak meminta tolong kepada warga terdekat untuk membantu, karena saat itu Aiptu Fransisco mengunci diri dari dalam kamar tidurnya.

Baca juga: Ini Kronologis Polisi di Kupang yang Tembak Telinganya Sendiri

Ibu Saladinu, tetangga terdekat yang pertama kali mendengar bunyi letusan senjata api itu kemudian memanggil sejumlah tetangga yang lain. Tapi karena takut, lantaran saat itu Fransisco memegang pistol revolver, mereka pun kemudian meminta bantuan dan sejumlah anggota polisi.

Warga dan polisi kemudian masuk ke rumah dan mendobrak pintu kamar Aiptu Fransisco.

"Saat pintu kabar terbuka, Fransisco sudah tergeletak di atas tempat tidur dengan kondisi tubuh berdarah pada bagian kepala dan pistol berada di lantai," kata Kepala Bidang Humas Polda NTT, AKBP Jules Abraham Abast.

Fransisco menembakkan revolver di atas telinga kirinya sehingga timah panas pun menembus hingga bagian belakang telinga kiri. Selanjutnya, anggota polisi bersama warga membawa Fransisco ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk menjalani perawatan medis.

Aiptu Fransisco pun menjalani perawatan medis dalam kondisi kritis dan terus memburuk.

Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, AKBP Martinus Ginting mengatakan, Aiptu Fransisco de Araujo mengalami mati batang otak.

Menurut Martinus, mati batang otak yakni saraf dan otak dari Aiptu Fransisco tidak berfungsi lagi.

Martinus menjelaskan, setelah diperiksa oleh dokter saraf dan dokter anastesi, diketahui bahwa batang otak Aiptu Fransisco sudah tidak berfungsi sekitar beberapa jam setelah penembakan.

Dengan kondisi seperti itu, lanjutnya, Aiptu Fransisco saat itu hanya bisa bertahan hidup dari mesin atau oksigen saja.

Setelah menjalani perawatan medis lebih dari 24 jam, Aiptu Fransisco akhirnya mengembuskan napasnya yang terakhir, Rabu (7/6/2017) sekitar pukul 15.20 Wita.

Aiptu Fransisco meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Kepala Kepolisian Resor Kupang Kota AKBP Anton Cristian Nugroho mengatakan, Aiptu Fransisco de Araujo ternyata kesehariannya dikenal sebagai pribadi yang periang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com