TOBASA, KOMPAS.com - Tak mudah untuk bisa bergabung menjadi peneliti yang kemudian menghasilkan paket penelitian ilmiah fermentasi tempe yang dilakukan 8 siswa SMA Unggul Del dan 2 mahasiswa Institute Teknologi Del Laguboti, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Salah satu mentor para siswa dan mahasiswa Del Laguboti tersebut, Eka Trisno Samosir, saat dihubungi, Kamis (8/6/2017) siang, menuturkan, untuk melakukan penelitian perkembangan fermentasi tempe yang merupakan program lanjutan tahun sebelumnya, pihaknya melakukan proses seleksi ketat.
Seleksi diawali dengan pengumuman pendaftaran kepada para siswa dan mahasiswa pada Agustus-September 2016.
Kebutuhan peneliti disesuaikan untuk program penelitian, seperti dari latar belakang listrik dan eksperimen. Kemudian dari para siswa dan mahasiswa yang mendaftar dilakukan proses verifikasi minat dan kemampuan.
Eka mengatakan, setiap siswa kandidat peneliti harus mengajukan paper atau makalah. Obyeknya tidak terpaku pada penelitian yang akan mereka lakukan. Setelah itu, paper harus dipresentasikan masing-masing kandidat di hadapan para mentor.
Selaini itu, ada persyaratan nilai akademik. Siswa kandidat peneliti harus masuk daftar top students di kelas masing-masing. Kandidat juga diseleksi terkait kemampuan bahasa Inggris.
"Karena itu dilakukan dalam bentuk interview, jadi lebih fokus pada kemampuan speaking. How relevant their answers to each question, how fast their response, and the way to explain their ideas," ungkap Eka.
Mereka, lanjutnya, juga harus membuat motivation letter yang berisi alasan yang jelas dan tujuan yang diharapkan untuk terlibat dalam penelitian tersebut serta menjelaskan posisi yang diharapkan dalam tim dan pengalaman yang pernah dijalani terkait posisi tersebut.
Setelah dilakukan seleksi yang cukup ketat, Eka dan mentor lainnya, Ary Raharja kemudian memutuskan 10 orang, di antaranya 8 orang siswa SMA Unggul dan 2 mahasiswa Insititue Teknologi Del.
(Baca juga: Dibawa Roket Misi NASA, Tempe Penelitian Siswa Indonesia Tiba di Antariksa)
Ke-10 orang ini ditetapkan sebagai peneliti obyek fermentasi tempe pada Oktober 2016 dan sejak itu langsung bekerja. Lalu pada Januari 2017 paket penelitian mereka hasilkan.
"Akhir Januari 2017 hasil penelitian itu kita bawa ke sekolah yang bekerja sama dengan NASA yakni Valley Christian High School, Quest Institute, San Jose, California, sebelum kemudian diterbangkan dengan roket NASA pada Minggu subuh baru lalu," tutur Eka.
Ada empat orang yang berangkat ke sekolah mitra NASA tersebut antara lain Eka Trisno Samosir dan Ary Raharja sebagai mentor dan Afner Sirait mewakili mahasiswa dan Putry Yosefa Siboro mewakili siswa.
Mereka selama sepekan di NASA melakukan proses penelitian kembali hasil paket eksperimen ilmiah yang dibawa dari Indonesia.
Semacam uji coba penerbangan dilakukan sebelum kemudian benar-benar diluncurkan Sabtu (3/6/1017) sore pukul 17. 07 waktu Florida, Amerika Serikat, atau Minggu (4 /6/2017) pukul 4.07 WIB oleh roket booster Falcon-9 dari landas luncur (launch pad) nomor 39-A di Pusat Antariksa Kennedy.