Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati soal Adanya Upaya Menghilangkan Pemikiran Soekarno

Kompas.com - 07/06/2017, 07:17 WIB
Andi Hartik

Penulis

BLITAR, KOMPAS.com - Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengungkapkan kebahagiaannya atas dibangunnya patung Soekarno atau Bung Karno ke-5 di Kota Blitar, Jawa Timur.

Menurut Megawati, berdirinya patung itu sebagai upaya untuk mengembalikan pemikiran sang proklamator dan presiden pertama RI itu yang sempat ingin dihilangkan oleh sejumlah pihak.

Baca juga: Terbuat dari Perunggu, Patung Bung Karno di Blitar Bernilai Rp 1,9 Miliar

Megawati lantas menjelaskan adanya sejumlah upaya yang ingin menghilangkan seluruh pemikiran Soekarno tersebut. Terutama setelah Bung Karno resmi dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden. Megawati menyebut masa itu adalah masa kelam untuk rakyat Indonesia.

"Bayangkan ketika beliau diangkat-angkat pada waktu beliau dijadikan oleh rakyat Indonesia menjadi presiden pertama RI. Tetapi sesudah itu ada sebuah peristiwa yang menurut saya peristiwa yang kelam bagi bangsa Indonesia," katanya saat meresmikan patung Bung Karno ke-5 di Kota Blitar, Selasa (6/6/2017).

Dikatakan Megawati, pemerintahan setelah Bung Karno lengser selalu berupaya untuk menghilangkan semua jejak tentang Bung Karno. Bagi Megawati itu adalah upaya "desoekarnoisasi", yakni usaha menghilangkan semua tentang Bung Karno, termasuk pemikirannya yang memerdekakan Indonesia.

"Dan sejak itu, pemerintahan yang ada memang membuat pengertian politik 'desoekarnoisasi'. Jadi apa saja atas nama beliau (Bung Karno), baik pemikirannya, baik fisiknya itu praktis dicoba untuk dihilangkan. Makanya saya mengatakan itu adalah masa kelam bangsa Indonesia. Ketika bangsa ini dibuat untuk tidak menghargai para pahlawannya, termasuk proklamatornya," jelasnya.

Ia lalu menceritakan dampak dari adanya upaya "desoekarnoisasi" tersebut. Menurutnya, warga menjadi takut dengan apa yang berhubungan dengan putra Sang Fajar itu. Namun sebenarnya harapan kembalinya pemikiran dari Soekarno itu masih ada.

"Kalau saya tanya turun ke bawah, pasti ditanya, Ibu apa putrinya Pak Bung Karno, biasa kalau orang Jawa Tengah manggilnya Pak Bung Karno. Itu langsung ada sesuatu yang terlihat pada wajahnya, harapan. Lalu saya tahu, inilah akibatnya ketika semua pikiran, semua perjuangan dari Bung Karno ini dicoba untuk dihilangkan. Kalau itu dihilangkan, pertanyaannya konsep apa yang ada, yang hebat bisa ditawarkan kembali kepada rakyat Indonesia," jelasnya.

Megawati juga menyebutkan bahwa saat ini buku-buku Bung Karno mulai dicari kembali. Buku yang awalnya dibakar dan disembunyikan kini dicari lagi.

"Kan mulai kelihatan bahwa Bung Karno itu mulai dicari kembali oleh masyarakat. Bukunya yang tadinya dibakar, disembunyikan, itu yang saya bilang, apa toh sebetulnya setelah peristiwa tahun 1965 itu. Mengapa rakyat dibuat seperti itu. Tapi kan jawabannya sebetulnya sangat jelas supaya kita menjadi bangsa kecil yang konsep berpikirnya tidak jelas," katanya.

Baca juga: Megawati Resmikan Patung Bung Karno ke-5 di Blitar

Ia pun meminta kepada semua pihak untuk berkata terus terang jika tidak suka pada pemikiran dan sosok Bung Karno. Padahal, menurutnya, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka karena pemikiran Bung Karno.

"Pendirian saya, pikiran-pikiran Bung Karno itu sangat jelas arah dan tujuannya. Karena kalau bukan pikiran-pikiran beliau belum tentu kita akan meredeka," katanya.

Megawati juga bercerita tentang lawatannya ke sejumlah negara yang sudah pernah dikunjunginya. Menurutnya, negara yang maju adalah negara yang memiliki bapak bangsa.

"Dan, setiap negara yang benar-benar maju saya lihat selalu punya bapak bangsa. Lah, kok kita punya terus mau diblesek-blesek," katanya.

Kompas TV Megawati Hadiri Peresmian Patung Bung Karno di Blitar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com