Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Garut, Komplek Ponpes Persis Rancabango Terendam

Kompas.com - 06/06/2017, 05:39 WIB
Ari Maulana Karang

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Garut, Senin (5/06/2017), juga merendam komplek Pondok Pesantren Rancabango di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler.

Akibatnya, 9 rumah di dalam komplek pesantren dan 7 rumah di komplek Assatidz di belakang pesantren terendam air dengan ketinggian antara 50 cm hingga 1 meter.

Baca juga: Garut Diterjang Banjir, 4 Motor dan 1 Mobil Hanyut

Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Tito Baskoro yang ditemui di kawasan Alun-alun Tarogong Kaler saat melakukan pemantaun banjir mengungkapkan, hampir semua komplek Pesantren Persis Rancabango terendam, termasuk rumah KH Aceng Zakaria, pimpinan pondok yang tergenang air setinggi 30 centimeter.

"Dari laporan pimpinan Pesantren Rancabango, asrama putra terendam air hingga lebih dari 1 meter, asrama putri hanya tergenang di lapangannya," katanya, Senin.

Tito menuturkan, banjir yang melanda komplek Pondok Pesantren Rancabango terjadi saat tembok asrama putra jebol dihantam air sekitar pukul 22.15 WIB. Akibatnya air langsung masuk ke asrama putra.

"Masjid Ihya As Sunnah juga terendam, ruangan kelas di luar komplek pesantren juga terendam sekitar 1 meter," katanya.

Baca juga: Dilanda Banjir, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

Hingga saat ini, belum ada data resmi yang dikeluarkan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Garut terkait kerusakan dan korban jiwa akibat banjir.

Kompas TV Banjir di jalur nasional di Wilayah Rancakek, Kabupaten Bandung, menyebabkan kendaraan ke arah Garut, Tasikmalaya dan Bandung, terhambat. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan sepanjang 5 kilometer. Banjir terjadi karena meluapnya aliran Sungai Cimande, yang mengimbas ke jalan nasional. Kendaraan terpaksa menurunkan kecepatan dan melewati air dengan ketinggian hingga lima puluh sentimeter. Jalur Rancaekek merupakan jalan nasional yang kerap terjadi banjir. Saluran air di sepanjang jalur yang menyempit, tidak bisa menampung tingginya debit air dari aliran Sungai Cimande.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com