Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pahit Siswi Berhijab Personel Band Metal, Dicibir Warga hingga Dilempari Batu

Kompas.com - 03/06/2017, 03:30 WIB
Ari Maulana Karang

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Grup Band Voice of Baceprot (VoB) yang digawangi tiga siswi berhijab SMK Bina Insan Mandiri di Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, ternyata harus menghadapi tantangan yang cukup berat hingga bisa terkenal seperti saat ini.

Dari mulai izin dari keluarga yang tidak didapat hingga cibiran masyarakat sekitar yang masih menganggap grup band identik dengan pergaulan bebas dan kenakalan remaja.

Baca juga: Saat Kaus Band Metal Dikira Lambang Palu Arit PKI

Ersa, manajer dari VoB yang membidani lahirnya band ini, mengakui semangat anak didiknya bermain musik sangat tinggi sejak masih di duduk di bangku SMP. Karena para orangtua mereka tidak setuju dan masyarakat sekitar pun mencibir, ia akhirnya berniat mengundurkan diri.

"Akhirnya saya yang minta mengundurkan diri mendampingi mereka, karena kasihan melihat mereka, tapi mereka terus datang," katanya saat ditemui di rumahnya di Kampung Ciudian Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Jumat (2/06/2017).

Menurut Ersa, awalnya anggota VoB terdiri dari tujuh orang siswa. Namun empat siswa lainnya mundur karena tidak mendapat izin dari orangtua.

Sementara, tiga orang lainnya, yaitu Firda Kurnia, Widi Rahmawati dan Euis Siti Aisyah terus bertahan hingga akhirnya mereka bisa membuktikan diri hingga mendapat pengakuan dan apresiasi masyarakat luas lewat musik cadas yang mereka mainkan.

Dicibir hingga dilempari batu

Menurut Ersa, dari tiga anggota VoB, yang menurutnya mengalami tekanan dan tantangan paling besar adalah Firda. Karena dulu saat mulai berlatih musik di MTs (setara SMP), setiap hari Firda pergi ke sekolah berjalan kaki selama kurang lebih satu jam dari rumahnya.

"Dia (Firda) yang paling rajin, tidak pernah terlambat, padahal rumahnya paling jauh di atas gunung," katanya.

Selain tantangan itu, menurut Ersa, Firda juga kerap mendapat intimidasi dari mereka yang tidak menyukai aktivitas bermusik anak-anak VoB. Yang paling parah, Firda sempat dilempari batu orang tidak dikenal hingga kepalanya terluka saat pulang latihan.

"Firda juga pernah saat pulang perform, karena sudah malam, tidak bisa masuk rumah karena tidak dibukain pintu," katanya.

Cerita pahit juga dialami Ersa, sang manajer. Ersa mengaku, begitu video anak asuhnya menjadi viral di media sosial, ia pernah mendapat telepon dari nomor tidak dikenal yang marah dan mengancamnya karena menganggap musik yang dimainkan oleh anak asuhnya musik setan.

"Saya tidak pernah secara sengaja upload video anak-anak main, tapi tiba-tiba sudah tersebar di YouTube dan media sosial hingga akhirnya jadi viral. Akhirnya saya juga yang kena, sempat beberapa kali dapat telepon dari nomor tidak dikenal," katanya.

Ersa sendiri tidak terlalu peduli dengan berbagai sindiran dan ancaman yang pernah diterimanya. Karena, menurutnya, niat awal mengasuh anak-anak bermain musik hanya untuk mengisi waktu agar anak-anak tidak nongkrong di jalan hingga terlibat pergaulan yang tidak jelas.

"Makanya saya buat program ekstrakurikuler musik di sekolah. Ini untuk mendekatkan diri saya ke anak-anak, dan energi anak-anak bisa tersalurkan lewat musik. Tidak ada niat lain," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com