Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemenuhan Air Bersih di Gunungkidul Baru 60 Persen

Kompas.com - 30/05/2017, 06:59 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Gunungkidul Badingah mengakui, hingga kini, pemenuhan air bersih untuk warganya baru mencapai 60 persen. 

Kendala utama yang dihadapi adalah kondisi geografis yang berbukit. Padahal dari sisi potensi, Gunungkidul memiliki candangan sumber air yang melimpah dengan adanya sumber-sumber sungai bawah tanah.

Tetapi untuk mengangkat air dari dalam tanah sampai ke rumah warga membutuhkan biaya yang sangat besar. Sedangkan anggaran tidak memungkinkan. Saat ini PDAM, Spamdes, dan droping air merupakan program untuk penyaluran air ke warga.

"Penyaluran dari mulai mengangkat dari dalam tanah hingga sampai ke rumah warga membutuhkan biaya yang sangat besar," ujarnya, Senin (29/5/2017). 

(Baca juga: Memasuki Musim Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Membeli Air)

Kondisi ini membuat target Presiden Joko Widodo sulit dicapai. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Jokowi menargetkan, pelayanan akses air minum dan sanitasi masyarakat Indonesia mencapai 100 persen pada 2019.

"Nawacitanya pak Jokowi untuk pemenuhan air cukup sulit direalisasikan di sini," kata Badingah.

Namun, bupati wanita satu-satunya di DIY ini akan tetap berupaya mencapai program tersebut.

Untuk langkah awal akan dilakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dengan PDAM Tirta Handayani, untuk mengkalkulasi kebutuhan program tersebut.

"Untuk pembiayaan bisa dikoordinasikan dengan provinsi atau pemerintah pusat," jelasnya.

(Baca juga: Masuk Musim Kemarau, Warga Gunungkidul Mulai Berhemat Air)

 

Sekretaris Fraksi Handayani DPRD Gunungkidul Anton Supriyadi mendukung langkah pemkab, salah satunya pembuatan Perda Penyertaan Modal untuk PDAM yang digunakan sebagai salah satu prasyarat mendapatkan hibah dari pemeritah pusat.

"Kita berusaha bahu-membahu mengentaskan masalah air bersih warga," ungkapnya.

Perlu diketahui, air menjadi masalah klasik di Kabupaten Gunungkidul. Hampir setiap kemarau, masyarakat terutama di sisi selatan harus membeli air dari tangki swasta.

Kompas TV Andai Jakarta Tanpa Pasukan Oranye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com