Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2017, 07:40 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Orangtua Santi Dorthia Kikhau (17), TKI asal Desa Oe Usapi, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penyiksaan berat oleh majikannya di Malaysia, hingga kini masih menanti kedatangan putri mereka.

"Walaupun anak kami sudah diselamatkan oleh polisi Malaysia, tapi kami masih khawatir sehingga kami minta supaya anak kami bisa segera pulang kembali ke Timor," kata ayah Santi, Thomas Kikhau kepada Kompas.com, Sabtu (26/5/2017) malam.

Dia mengaku, sampai saat ini dirinya belum berkomunikasi dengan putri pertamanya itu. Ia juga belum tahu kapan anaknya itu bisa pulang. Selain itu, Thomas juga bingung mau menghubungi siapa untuk bisa segera memulangkan anaknya.

"Saya sudah lapor polisi dan polisi bilang tunggu saja. Saya mau supaya anak saya pulang segera ke rumah, karena ibunya dan saudara-saudaranya sudah rindu dia (Santi). Nanti sampai rumah biar dia istirahat saja dan saya tidak mau dia pergi ke Malaysia untuk kerja lagi," ucapnya.

Baca juga: Polisi Malaysia Selamatkan TKI yang Disiksa Majikannya

Thomas berharap, agar pihak pemerintah daerah hingga pusat bisa segera pulangkan Santi dari Malaysia.

Sebelumnya diberitakan, Santi Dorthia Kikhau (17), TKI asal Desa Oe Usapi, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penyiksaan berat oleh majikannya di Malaysia.

Karena tidak tahan dengan penyiksaan itu, Santi yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Petaling Jaya, Jalan BU/6/1 masuk 6/4/ nomor 70, Selangor Malaysia, menulis surat agar bisa diselamatkan.

Surat itu dilemparkan melalui jendela rumah majikannya. Thomas Kikhau, ayah dari Santi kemudian mendatangi Markas Kepolisian Resor TTS dan meminta polisi menyelidiki dan menangkap orang yang pertama merekrut anaknya bekerja di Malaysia, termasuk perusahaan jasa tenaga kerja yang tidak diketahui namanya. 

"Anak saya berangkat dari Kupang bersama temannya pada tanggal 5 Juli 2012. Katanya menginap di rumah salah satu perekrut yang beralamat di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang," ujar Thomas.

Thomas mengaku, ia keberatan saat anaknya hendak pergi. Namun keinginannya yang besar membuat dirinya akhirnya mengizinkan Santi pergi.

Baca juga: Disiksa Majikan di Malaysia, TKI Ini Tulis Surat Minta Diselamatkan

Kompas TV Petugas Grebek Tempat Penampungan TKI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com